Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 38)

Artikel Lepas

Belajar dari Obito

Nilai yang bisa kita ambil dari kisah pagi ini adalah percuma kita mendapat prestasi-prestasi, nilai akademik yang sangat tinggi, foundering organisasi-organisasi, menjadi peserta terbaik kalau di dalam diri kita tidak pernah ada yang namanya “Social acceptable”. Bahkan permasalahan utama di negeri yang sangat kita cintai ini bukanlah masalah ekonomi atau lainnya, melainkan masalah sosial. Pertanyaannya, jika ada seorang teman dengan satu kaki “Pincang” yang mengajak bergerak bersama di saat deadline, Apa yang akan kita pilih? Membersamainya dan menerobos ketelatan atau meninggalkannya yang penting dirinya selamat.

Baca selengkapnya »

Menemukan Kebahagiaan

Agar memiliki kehidupan yang baik, syaratnya yaitu beriman, dan beramal shalih. Ali bin Abu Thalib, Ibnu Abbas dan lainnya menafsirkan kehidupan yang baik itu adalah sikap merasa cukup. Seperti seseorang yang bekerja sebagai bawahan, dengan gaji pas - pasan, tetapi mensyukuri banyak hal, ikhlas terhadap rezeki dari-Nya, dan lapang menghadapi berbagai ujian dari-Nya. Sungguh sebenarnya ia telah kaya.

Baca selengkapnya »

Dunia Bagaikan Air Lautan

Terkadang ada orang yang terlena dengan dunia. Menganggapnya sebagai tempat tujuan terakhir. Hingga ia lupa bahwa akhirat lah sebenar-benar tempat kembali. Direngkuhlah dunia dengan kedua tangannya. Namun, itu masih kurang. Dia merasa harus memiliki segala seauatu yang ada di dunia ini. Begitulah tabiat manusia; selalu merasa kurang, meski tangan telah penuh dengan apa yang diinginkan. Begitu pula dunia ini, selalu menjadikan manusia merasa kurang dan kurang. Tiada kata cukup untuk menyudahi apa yang manusia lakukan.

Baca selengkapnya »

Si Manis Tegar Nan Ayu

Aku pun berusaha memberikan saran agar dia mau berkomunikasi dengan ayahnya, namun dia pun tiada berani. Akhirnya aku hanya mampu berusaha memberikan penguatan padanya, bahwa saatdia berlelah lelah sekarang sesungguhnya dia sedang banyak belajar untuk kesuksesan masa depan. Tidak semua anak beruntung seperti Rohmah, bahkan banyak di luar sana yang tak bisa apa-apa karena teramat di manja oleh orang tuanya. Alhamdulillah Rohmah mau menerima kata-kataku. Bahkan tak jarang dia kutawari untuk ikut ke Padang bersamaku.

Baca selengkapnya »

Bukan Sekedar Lafazh Lillahi Ta’ala

Ketika seseorang terbentur dengan sesuatu yang terpelik dalam hidupnya, maka ia akan mempertanyakan untuk apa dan siapakah semuanya? Untuk apa dan siapa hidupnya? Manusia akan menjumpai satu titik di mana jiwanya terasa sesak terhimpit seolah tak ada oksigen yang berikannya ruang untuk bernafas. Dan titik itulah yang membuat banyak jiwa melayang, karena tak sanggup dengan kepenatan hidup.

Baca selengkapnya »

Guru yang Tak Putus Asa

Pak Ajum sebagai sosok yang bersahaja dan ramah terhadap siapa saja yang ada di sekitarnya. Saya bangga bisa berjumpa dengan sosok warga seperti pak Ajum ini. Penuh inspiratif dan menginspirasi. Terima kasih telah menjadi keluarga baruku di daerah penempatan. Setahun bukanlah waktu yang singkat untuk saling mengenal. Namun, itu cukup membuatku merasa bangga bisa berkenalan dengan pak Ajum. Guru yang tak kenal kata putus asa.

Baca selengkapnya »

Sang Ayah Ideologis

Inspirasi beliau tidak berhenti di sana. Beliau mengajarkan islam kepada kami sesuai dengan kapasitas yang kami punya. Materi yang diajarkan bukanlah materi yang berat untuk dicerna. Itu yang membuat kami selalu senang dan tidak pernah “kabur” dari mentoring-mentoring kami. Berkat beliau, semangat-semangat kami dalam mengemban amanah-amanah kampus tidak pernah padam. Walaupun kami jauh dari orang tua kami, kami merasa mempunyai orang tua kedua disini. Bukan orang tua biologis, melainkan orang tua ideologis. Ustadz Anuraga, sang ayah ideologis.

Baca selengkapnya »

Antara Perahu Nuh AS dan Perahu Yunus AS

Perahu Nabi Nuh AS disiapkan untuk lari dari kondisi yang tak kan pernah bisa diubah. “Dan mereka tidak akan melahirkan generasi selain akan terjerumus kepada kemaksiatan dan kekafiran.” Begitu adu Nabi Nuh AS. Maka rasionalisasi "Perahu Nuh" didapat relevansinya pada kisah tersebut. Akan tetapi perahu Nabi Yunus AS malah berbeda. Justru perahu yang dinaiki Nabi Yunus AS malah menjerumuskannya dalam tiga kegelapan: kegelapan lautan, kegelapan perut ikan Paus, dan kegelapan malam. Ini karena inisiatif Nabi Yunus AS lahir dari sikap isti’jal.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization