Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 25)

Artikel Lepas

Terima Kasih, Ayah

Tiap keringat dan hembusan napasnya ditujukan untuk keluarganya. Kerja keras dan usahanya tak pernah ia ungkit atau berharap diganti. Kasih sayangnya selalu membekas di hati dan tak pernah terganti. Hanya doa dan janji untuk menjadi terbaik yang dapat menunjukkan kasih sayangku.

Baca selengkapnya »

Rindu Bergurau Berdua

Teringat, dulu sebelum masing-masing dari mereka mempunyai kesibukan yang berbeda, mereka dapat dengan mudah terlihat sedang bermain, bercanda, bergurau berdua di halaman rumah. Namun sekarang, sang Kakak yang telah tumbuh menjadi pria dewasa lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah. Meski tinggal dalam naungan atap yang sama, ia merasa jarang meluangkan waktu berdua dengan adiknya lagi. Jangankan meluangkan waktu, untuk sekedar bertatap muka dan bertegur sapa pun kini sangat jarang mereka lakukan.

Baca selengkapnya »

Ketika Waktu yang Berbicara

Benciku kepadanya dulu tiada tara. Anak kecil yang hyperactive dan jahil kepada semua orang sekarang menjadi sosok laki-laki dewasa yang hebat dan pantang menyerah. Asam garam masa remaja yang ia lewatkan dulu menjadi kenangan hebat yang ia ciptakan. Tanpa ia sadari pengalamannya menjadi pelajaran untukku, adik semata wayangnya.

Baca selengkapnya »

Rintihan Pahlawanku

Karena Ayah sudah tenang dan sadar, Ibun menitipkan Ayah padaku dan ia mencari kamar inap untuk Ayah. Saat Ibun pergi, dokter datang dan meminta izin untuk membersihkan luka pada wajah Ayah. Ketika kapas yang dipegang dokter menyentuh pipi kiri Ayah, tangan Ayah spontan menahan tangan dokter. Aku diminta dokter untuk menahan tangan Ayah. Ayah meronta-ronta dan mengaduh-ngaduh “Sakiiiit…sakiiiit…” ah rasanya hatiku seperti terisris-iris mendengar rintihannya. Aku tetap menahan air mataku dan terus menuntun ayah agar terus beristighfar. Sungguh sebenarnya aku tak tahan, rasanya aku ingin lari saja dan menangis sejadi-jadinya. Aku tidak pernah melihat Ayah merintih atau bahkan mengeluh sedikit pun. Ayah adalah laki-laki yang sangat kuat bagiku, pelindung juga penghibur.

Baca selengkapnya »

Peluh Tak Jadi Alasan untuk Mengeluh

Ayahku bekerja sebagai wiraswasta, karena sudah 2 tahun lebih ia terkena pemutusan hubungan kerja masal dari kantornya yang sudah gulung tikar. Ia tak pantang menyerah, terpuruk dan merenungi nasib hanya membuat pikirannya makin keruh. Ia bangkit dan berani memulai usaha menjadi teknisi pendingin ruangan. Pekerjaannya tak menentu, menunggu panggilan pelanggan yang memiliki masalah pada pendingin ruangan. Pendapatannya juga tak pasti, kadang dalam sehari tak sepeserpun dikantonginya. Mungkin, bagi sebagian orang kelihatannya bekerja sebagai teknisi pendingin ruangan bukan hal yang sulit. Tetapi itu merupakan pekerjaan rumit.

Baca selengkapnya »

Nomor 2

Sejak kecil, komunikasiku dengan Mama tidak begitu baik. Sebagai anak sulung yang lebih sering ditinggal dengan pengasuh, peran Mama tidak banyak dalam hidupku. Mama selalu jadi pilihan terakhir ketika ada masalah. Bagiku, Mama terlalu banyak aturan, cerewet, dan kaku.

Baca selengkapnya »

Meski Lelah Namun Tetap Bersyukur

Setiap kali aku ingin membantunya ia menolaknya. Ibuku selalu berkata bahwa aku harus fokus terhadap pelajaran dan kuliahku hingga mencapai cita-citaku. Bagaimana mungkin aku sebagai anaknya membiarkan ibuku mengerjakan itu sendiri. Namun, lagi-lagi ia berkata bahwa itu merupakan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga. Yang ia inginkan hanya satu bahwa ia ingin melihat anak-anaknya fokus untuk sukses suatu saat nanti. Perkataan lain yang selalu ia ucapkan adalah bersyukur bisa memiliki keluarga kecil yang menjadi bagian terindah dalam hidupnya.

Baca selengkapnya »

Wanita Hebat

Bila diri ini bosan dia akan menghibur dengan kekonyolan candaannya. Bila diri ini bingung dia akan memberikan solusi terbaiknya. Bila diri ini menangis dia akan memeluk dengan kasih dan sayangnya. Bila diri ini marah dia hanya diam, lalu memandang diri ini dengan tatapan sedih, memeluk, serta mengusap pucuk kepala tanpa mengeluarkan satu kata pun, memunculkan perasaan tenang dan bersalah secara bersamaan dalam diri ini.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization