Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 24)

Artikel Lepas

Ibuku Kolot!

Kala itu aku yang baru selesai mandi dipanggil ibu, segera saja aku bergegas masuk ke kamar ibu, tiba-tiba saja Ibu membentakku untuk menjauhi lelaki itu, mukanya merah padam, aku yang tak tau duduk masalahnya langsung mengklaim semua bentakan ibu. Kesal yang ku rasakan bukan main saat Ibu memperlihatkan handphoneku yang digenggam oleh tangan kanannya seakan Ibu sudah tau semua rahasia yang ku simpan rapat-rapat. Tapi ibu harusnya tau itu privasiku. Ku bentak Ibu dengan nada yang tak kalah tinggi. Ah! Ibuku seperti tak pernah muda saja.

Baca selengkapnya »

Keluarga, Belakang Panggung Sandiwara

Ibu, menurutku beliau adalah “wanita tangguh yang tidak mengenal kata rapuh”. Selama 21 tahun hidup bersama bapak, ibu sangat sabar menghadapinya. Mengapa? karena Bapak merupakan tipikal orang yang pendiam, jarang berbicara, namun sangat perfeksionis. Apalagi, semenjak ia sudah tidak bekerja dan tak lama setelah itu terserang penyakit stroke ringan, bapak cenderung lebih cepat marah. Hal itu, membuat Ibu lebih ekstra sabar menghadapinya. Ibuku bukanlah orang yang berpendidikan tinggi dan bergelar sarjana, namun ia selalu mengajarkanku untuk mengedepankan sopan santun dan tetap tersenyum di depan orang. Baginya, mau setinggi apapun pendidikan jika orang itu tidak mengedepankan sopan santun mustahil ia bisa diterima orang banyak apalagi jika nantinya mulai terjun ke dunia pekerjaan. Sopan, santun dan senyum, 3 hal itulah yang selalu ada dalam dirinya.

Baca selengkapnya »

Keikhlasan Seorang Ayah

Pergi pagi pulang petang, hingga harus berada jauh dari sisi keluarga rela dilakukan oleh ayah untuk menafkahi serta memperjuangkan kehidupan keluarganya. Tak pernah sekalipun terdengar kata keluhan terucap dari bibirnya. Bahkan kata rindu pun tak ia ucapkan secara gamblang, ia hanya menyiratkan kerinduannya lewat kalimat yang biasa ia ucapkan, ia hanya menyiratkannya dengan tindak tanduknya.

Baca selengkapnya »

Doa Indah dari Mama

Walaupun begitu, Mama pernah berkata kepada kami sebagai anak-anaknya, dengan suara lirih “Mama nggak minta apa-apa, cuma mama pengen anak mama seneng, anak mama sukses, nggak kaya mama. mama juga udah bersyukur, mama udah rela diambil sama Allah.” Berusaha kuat mendengarnya dengan air mata yang hampir jatuh, dada yang penuh sesak, sekali lagi tak bisa berkata apa-apa.

Baca selengkapnya »

Inikah Cintamu?

Engkau harus mencintai Rasulullah SAW, kalau memang engkau masih merasa berat, maka marilah coba secara perlahan untuk memanifestasikan rasa cintamu kepada Rasulullah SAW. Secara bertahap engkau harus mulai mencintai Rasulullah SAW, mencintai Beliau melebihi cinta pada sanak saudaramu, melebihi cinta pada ayah dan ibumu, bahkan melebihi cinta kepada dirimu sendiri. Ini memang tak mudah, maka engkau harus memulainya dengan pemahaman yang mendalam. Mencintai Rasulullah SAW juga harus membuatmu mengikuti dan mengerjakan sunnah nya, membuatmu menghablur segala cinta yang cenderung pada cinta dunia. Meneladani Rasulullah SAW adalah cinta terbaik yang saat ini harus engkau lakukan, aku tak hendak memaksamu, tetapi terkadang kebaikan juga harus dipaksakan perlakuannya. Ku ajak engkau secara bertahap saja, sebab percayalah cinta pada Rasul ini akan menghantarkanmu kepada kebaikan. Tak perlu risih bila orang-orang di sekitarmu merasa risih dengan perubahan pada dirimu, sebab tak sempurna iman hamba sampai ia di uji.

Baca selengkapnya »

Surat  untuk Aleppo

Aleppo

Aleppo, Apa kabarmu. Semoga kau tetap tegar dengan seluruh peristiwa yang terjadi. Lidahku kelu menyaksikanmu. Tangis dari seluruh penduduk bumi seakan-akan bermuara di lorong-lorong kotamu. Aleppo, kekasihku. Kau menjenguk hatiku pada dingin subuh yang tiba-tiba. Dengan serangkai debu, darah dan air mata. Menyatu dan berkumpul. Di barak pengungsian, di puing reruntuhan, di selasar Balai kota.

Baca selengkapnya »

Seorang Wanita Tangguh

Jika sebagian wanita memilih bekerja sebagai wanita karier, berbeda dengan sosok wanita yang satu ini. Ia biasa dipanggil Mama Ita yang memilih pekerjaannya sebagai tukang ojek. Mama Ita sosok wanita yang tangguh, berjuang untuk menghidupkan dua orang anaknya dengan pekerjaan halal yang dikerjakan sekarang sebagai tukang ojek wanita. Sejak suaminya meninggal dunia, Mama Ita berjuang sendiri demi keluarga kecilnya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization