Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 22)

Artikel Lepas

Kala Ibu Terlelap

Malam datang, Ibu tidur lelap di sampingku, menemaniku hingga pagi hari. Takut aku terlambat sholat subuh katanya. Namun, saat tengah malam aku terbangun, seketika aku menatapnya tertidur. “Ya Allah, betapa indah titipan-Mu, aku tak sanggup menatapnya, aku ingat dosa-dosaku pada Ibu, ketika aku membantahnya, itu berarti aku telah membantah-Mu,” ucapku dalam hati.

Baca selengkapnya »

Ibuku Wanita Terkuat

Saat aku duduk di bangku sekolah menengah atas, Ayahku sakit lambung yang cukup parah, Ayahku memiliki sakit magh hingga lama-kelamaan menyebabkan lambungnya terdapat bolongan. Dikarenakan Ayahku sakit selama dua tahun lebih dan harus bolak-balik ke rumah sakit, akhirnya Ibuku mencari pekerjaan untuk menghidupi aku, Ayah, Adik, dan Kakakku. Ibuku bekerja menjadi pembantu rumah tangga di Apartemen. Aku melihatnya begitu kuat, saat pagi sudah menyiapkan makanan dan keperluan keluarga, lalu ia jalan bekerja mengurus rumah orang lain, dan kembali sekitar pukul tujuh malam untuk menyiapkan makanan dan keperluan anaknya untuk sekolah besok.

Baca selengkapnya »

Sebutir Noda di Hati

Sungguh, hati yang selalu terselimuti dengan keimanan senantiasa menghasilkan kejernihan pikiran dan akan terhindar dari butiran noda yang menyelimuti. Hati manusia itu diumpamakan sehelai kertas putih yang bersih, ketika dia berbuat dosa munculah sebuah bintik hitam pada kertas itu. Ketika ia beristighfar dan mengerjakan shalat, bintik hitam itupun hilang. Demikian seterusnya hati akan tetap bersih selama ia tetap beristighfar dan mendirikan shalat. Jika ia tidak pernah beristighfar dan mendirikan shalat maka hati itu akan dipenuhi bintik hitam yang pada akhirnya akan menutupi seluruh hatinya menjadi hitam legam penuh kegelapan. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan dirinya dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.” (QS. Al A’laa : 14-15)

Baca selengkapnya »

Tidak Ada Hari Libur di Negeri Kami

Sekolah kami hancur. Kami tidak bisa sekolah lagi. Namun, bukan berarti kami libur, kami tetap belajar. Kami belajar dari desingan peluru yang menembus tubuh teman bermain kami. Kami belajar dari puing-puing rumah kami bahwa ketika kami bersatu maka akan menjadi bangunan yang kokoh tetapi jika berselisih maka hancurlah bangunan itu. Kami belajar dari langit bahwa kami harus hati-hati, bukan karena rudal yang sewaktu-waktu menghujam tanah kami tapi karena Allah selalu melihat gerak gerik inci demi inci.

Baca selengkapnya »

Ibuku Selalu Berjuang dan Tak Mengenal Lelah

Saat Ibuku berumur 15 tahun, Ia menikah dengan Ayahku dan setelah menikah mereka merantau ke Jakarta untuk bekerja di sana, lalu di sana mereka berjualan ikan basah di Pasar Bedeng, Jakarta Pusat sedangkan rumah mereka di Cakung, Bekasi. Ibuku harus menempuh perjalanan selama satu jam dengan naik bus untuk menuju pasar tersebut. Sungguh penuh perjuangan sekali perjalanan hidup Ibuku. Mereka memiliki 7 anak yang umurnya tidak jauh berbeda.

Baca selengkapnya »

Kasih Sayang Tante

Uluran tangan lembutnya yang selalu mengahapus air mata ketika aku menangis, membangunkan ketika aku terjatuh, bahkan sewaktu-waktu tangan lembutnya bisa menjadi capit kepiting jika aku nakal. Teringat dulu saat masih kecil ketika akan tidur, tante selalu mengusap-usap keningku hingga aku terlelap tidur. Itu sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur karena memang dari dulu tante selalu tidur bersamaku.

Baca selengkapnya »

Manusia Tangguh

Mungkin wajahnya yang selalu terlihat tersenyum tapi di balik semua itu tersimpan beribu kesedihan yang mendalam, Ibu tak pernah ingin semua orang lain tahu bahwa dirinya sedang sedih ataupun kesusahan. Ibu hanya ingin melihat semua anaknya menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan agama.

Baca selengkapnya »

Kembali Mengenal Ukhuwah

Para sahabat Ansar tidaklah tanpa tekanan menerima Muhajarin, selain kondisi ekonomi mereka yang fakir (tekanan ekonomi), mereka juga dengan segala konsekwensi menerima Ansar mendapatkan tekanan politik dan keamanan (harus berhadapan dengan kaum musyrikiin yang memusuhi kaum Muslimin). Namun semua pertimbangan-pertimbangan tadi, pertimbangan ekonomi, pertimbangan politik dan keamanan musnah dengan pertimbangan keimanan dan pertimbangan ukhuwah, lenyap dengan pertimbangan cinta dan itsar.

Baca selengkapnya »

Bukan Sekadar Istri dan Ibu

Dengan segala keterbatasannya, Ibu selalu berusaha mengasihiku dengan cara yang sempurna. Kepada Bapak, Ibu adalah seorang istri yang sangat patuh. Meski memiliki tanggung jawab sebagai seorang pendidik di sebuah sekolah dasar milik negara, Ibu tidak pernah melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan Ibu di rumah.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization