Topic
Home / Narasi Islam / Politik (halaman 7)

Politik

Mengenal Politik Islam

Islam sebagai agama yang komprehensif telah banyak berbicara terkait seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk politik. Oleh karenanya antara agama dan politik tidak ada sekularisasi (pemisahan). Sebagaimana pandangan seorang ulama kontemporer, yaitu Hasan Al-Banna, bahwa politik tidak terlepas dari Islam. Hal demikian berangkat dari pemahamannya bahwa Islam mencakup dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia di mana politik adalah sebagian diantaranya. Memisahkan agama dari politik atau memisahkan politik dari agama sama saja dengan memisahkan agama ini dari kehidupan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sekuler.

Baca selengkapnya »

Kekuatan Moral

Dari kekuatan moral lah kita akan selalu mendapatkan segudang kesabaran, dalam melalui semua godaan kehidupan. Dari kekuatan moral lah kita terus bekerja, tanpa mengharapkan riuh riang dan tepuk tangan dari orang lain. Dari kekuatan moral pula lah kita akan selalu mendapat ketenangan, dalam keadaan kritis dan genting sekalipun. Karena kekuatan moral tidak hanya menyangkut kapasitas karakter kita kedalam, tetapi juga menyangkut kemampuan kita bersosialisasi dan mengelola orang banyak.

Baca selengkapnya »

Sudahkah Indonesia Merdeka?

Sejarah menunjukkan bahwa sebagian besar tokoh-tokoh yang menjadi pembaharu dan pahlawan bagi bangsa Indonesia adalah pemuda. Pemuda yang memiliki semangat dan intelektual yang tinggi. Pemuda yang bertanggung jawab, objektif, open mind, dan moderat. Tidak ada pilihan lain yang bisa kita pilih saat ini. Indonesia harus bangkit dari segala macam permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada kata menunggu-nunggu pahlawan seperti yang telah disebutkan di atas muncul. Sudah saatnya Indonesia bangkit. Sudah saatnya Indonesia memiliki pahlawan yang siap membela kehormatannya dengan segenap jiwa dan raga.

Baca selengkapnya »

Islamisasi Diri Sebagai Bentuk Pertahanan Terhadap Tindak Pidana Korupsi

Tindak pidana korupsi sendiri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, seperti self control dan salah satunya adalah prinsip. Faktor eksternal sendiri merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar diantaranya adalah sanksi tegas, sistem yang bagus, dan transparasi. Bila seorang muslim sudah menginternalisasi dirinya dengan jiwa keislaman dan ideologi islamnya maka kesempatan untuk berbuat korupsi pun semakin kecil, karena faktor internal memiliki impact lebih besar dibandingkan faktor eksternal.

Baca selengkapnya »

Kelembutan dan Ketegasan dalam Kepemimpinan

Dari sifat keduanya (lembut dan keras), kita bisa mengambil pelajaran berharga. Pertama, keras dan lembut itu dibutuhkan pada saatnya yang tepat. Ketika aturan agama dilanggar, maka sifat keras digunakan. Adapun selain dari itu, maka dengan lembut. Kedua, sifat lembut dan keras, tidak menafikan ketegasan. Meski memiliki sifat berbeda, Abu Bakar dan Umar mampu menunjukkan ketegasannya. Ketiga, kelembutan sangat penting dalam kegiatan dakwah. Sedangkan keras, sangat penting dalam kapasitas sebagai pemimpin ketika menghadapi pelanggaran.

Baca selengkapnya »

Ada Apa dengan Bangsa?

mari kita perbaharui moral kita, mari kita benahi kembali etika kita, mari kira update cinta kita kepada tanah air ini, mari kita memandang setiap masalah dengan sikap dewasa dan jiwa bersih, tanpa indikasi dan tipu daya dari siapapun, karena ditangan kitalah dan hanya di tangan kita kejayaan bangsa bisa diraih, dan karena kita juwalah bangsa ini akan berakhir dengan sad ending. Jangan harap ada bangsa lain yang memajukan bangsamu kalau bukan kamu sendiri.

Baca selengkapnya »

The Blind Test Paradox dan Fenomena Pemimpin Instant

Jawaban mengenai apakah blind test dan pemimpin instan akan menghasilkan paradoks tergantung dari sang pemimpin itu sendiri. Ketika sang pemimpin instan mau belajar, meningkatkan kapasitas, menguatkan integritas, memaksimalkan kontribusi, serta berada dalam mentor yang tepat maka otomatis paradoks tidak akan terjadi. Sebaliknya, paradoks sekaligus respon yang kontradiktif akan terus berlanjut selama pemimpin instan tidak bisa merubah karakter kepemimpinannya.

Baca selengkapnya »

Seperti Apakah Pemimpin yang Baik?

Pemimpin harus berani untuk menegakkan hukum-hukum Allah. Dalam memimpin sebuah organisasi seorang pemimpin harus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap mengarahkan anggota dan organisasi/lembaga yang dipimpinnya agar selalu berada di jalan yang Allah ridhai sebab tanggung jawab sebagai seorang pemimpin bukanlah tanggung jawab yang main-main, melainkan sebuah amanah besar yang harus dipertanggung jawabkan.

Baca selengkapnya »

Trilogi Kebangkitan Nusantara, Masjid-Kampus-Pesantren, Membangun Peradaban Profetik

Jika kaum muslimin ingin mewujudkan kembali kebangkitan Islam maka harus dengan sungguh-sungguh berpegang pada syariat Islam. Berbagai kemajuan IPTEK yang ada bukan menjadi dalih untuk meninggalkan ajaran Islam, tapi justru membuat setiap muslim semakin mencintai agamanya. Antara keilmuan dan keagamaan tidak bisa dipisahkan. Ketika ingin mewujudkan peradaban nan kokoh, harus didasarkan pada keilmuan dan sifat kenabian (profetik). Ada 3 komponen yang dapat menjadi dasar atau pilar, yakni telinga, mata dan hati. Tiga komponen yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-Nya, sebagai bekal untuk melakukan perubahan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization