Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Kekuatan Moral

Kekuatan Moral

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

dakwatuna.com – Jika kepemimpinan ialah seni mengelola manusia, maka ada kekuatan mutlak yang harus dimiliki oleh pemimpin; yaitu kekuatan moral. Moral ialah nilai positif yang mengisi kepribadian seseorang dalam bersosialisasi antar manusia. Maka kekuatan moral hanya bisa tumbuh dari integritas yang kuat dan semangat juang yang luar biasa. Apalagi semangat juang tidak serta merta lahir, tanpa adanya alasan yang kuat. Karena kekuatan moral akan melahirkan kewibawaan, yang membuat orang lain rela untuk dipimpin olehnya.Sehingga pembawaannya akan selalu terdorong oleh motivasi kerja yang tinggi, yang mendorongnya untuk terus menerus bekerja tanpa henti.

Janganlah selalu membayangkan kekuatan moral itu melekat pada sosok pemimpin yang berani, meyeramkan, selalu memenangkan perang, dan gagah berani. Tidak seperti itu. Karena kekuatan moral bahkan lebih banyak lahir dari pribadi yang mencintai perdamaian. Bagaimana menyelesaikan sebuah konflik sosial, tanpa peristiwa berdarah. Melawan senjata, bukan membalas dengan senjata lagi, tapi dengan kekuatan moral yang melekat di dalam dirinya.

Kita bisa belajar dari Mahatma Gandhi, yang terlibat dalam gerakan kemerdekaan India. Aktivis yang menjauhi kekerasan, dan mengusung aksi demonstrasi yang damai. Belajar pula dari Dalai Lama XIV dalam perjuangannya untuk pembebasan Tibet secara konsisten menentang penggunaan kekerasan. Ada Marthin Luther King Jr.; seorang pendeta dari gereja baptis Montgomery yang melawan diskriminasi rasial. Atau dari seorang Mikhail Gorbachev, presiden Uni Soviet yang memiliki peranan besar dalam mengakhiri perang dingin.

Kekuatan moral merupakan karunia dari Allah swt yang harus dijaga. Dan pribadi Rasulullah saw merupakan sebenar-benarnya cerminan kekuatan moral. Dan ketika beliau sudah wafat pun, pengikutnya terus-menerus bertambah hingga hari ini. Sunnah-sunnah beliaupun selalu menjadi kajian yang tidak pernah membosankan. Karena kekuatan moral Rasulullah sangat terejawantahkan dalam setiap ucapan dan perbuatan. Bahkan jika kita membaca sirah nabawiyah dengan baik, maka kita akan menemukan lebih banyak lagi kebajikan moral yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul bahkan tidak membalas lemparan batu, cacian, dan hinaan dengan hal yang sama. Rasul selalu membalas keburukan dengan kebaikan.

Dari kekuatan moral lah kita akan selalu mendapatkan segudang kesabaran, dalam melalui semua godaan kehidupan. Dari kekuatan moral lah kita terus bekerja, tanpa mengharapkan riuh riang dan tepuk tangan dari orang lain. Dari kekuatan moral pula lah kita akan selalu mendapat ketenangan, dalam keadaan kritis dan genting sekalipun. Karena kekuatan moral tidak hanya menyangkut kapasitas karakter kita kedalam, tetapi juga menyangkut kemampuan kita bersosialisasi dan mengelola orang banyak.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Kecewa Uji Materi Pasal Kesusilaan Ditolak MK, Fraksi PKS: Ini Soal Tanggung Jawab Menjaga Moralitas dan Karakter Bangsa

Figure
Organization