Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 12)

Artikel Lepas

Jodohku Mungkinkah Dirimu

Hanya sehari dua aku telah bisa menetralisir semua rasaku, aku mulai introspeksi diri, mungkin caraku salah, aku terlalu yakin dengan kemauan hati sendiri, hingga aku tak libatkan Allah lagi. Aku ingin di cintai karena Allah tapi aku tak minta Allah pilihkan, aku hanya pinta Allah yakinkan. Kini Allah berikan aku kesempatan kembali untuk semakin sering berdialog dengan-NYA agar aku selalu menghadirkan-NYA dalam setiap rencana yang ku damba. Mungkin Allah ingin aku tahu bahwa jodohku bukanlah dirimu.

Baca selengkapnya »

Tidur Miniatur Kematian

Begitulah sebenarnya kematian yang ternyata begitu dekat dengan perjalanan harian hidup manusia. Secara garis besar, kehidupan manusia di dunia hanya berisi 2 aktivitas utama yaitu; aktivitas tidur dan aktivitas bangun. Ternyata kedua aktivitas tersebut dalam paradigma ayat al-Qur’an dan doa yang diajarkan Rasulullah adalah aktivitas mati dan aktivitas hidup. Maka sesungguhnya setiap hari, manusia berada pada pusaran kehidupan dan kematian terus-menerus hingga pada saatnya ada kematian hakiki yang mendatanginya. Tidur yang sehari-hari kita jalankan adalah miniatur dari kematian yang pasti akan menjemput. Semoga kita semakin banyak mengingat kematian pada saat kita hendak tidur… Wallahu a’lam.

Baca selengkapnya »

Inefisiensi Anggaran Konsumsi

Anggaran konsumsi pada suatu acara biasanya memakan porsi yang cukup besar. Padahal keberadaan konsumsi tersebut sebenarnya hanya merupakan pelengkap, belum tentu ada urgensinya dengan substansi acaranya sendiri. Seandainya tanpa ada konsumsi pun, acara tetap bisa berlangsung dengan baik. Bisa dikatakan hanya memenuhi aspek kebiasaan dan kepatutan saja.

Baca selengkapnya »

Karena Memilih Juga Ada Tuntunannya

Kita tentu mengharapkan pemimpin yang bijak, adil dan obyektif mau menerima nasehat, santun dan berwibawa, serta menghormati nilai-nilai luhur moral dan agama, dan kita punya andil dalam mewujudkannya. Sungguh tepat nasehat yang mengatakan: “Diantara nikmat Allah yang terbesar atas orang mukmin adalah dia tidak menjadi penolong bagi orang yang dzhalim dan tidak menjadi penentang demi membela orang yang berkhianat” (Muhamad el-Shinqiti).

Baca selengkapnya »

Dunia Dikejar, Akhirat Ditinggal

Sungguh merugilah mereka para budak dunia. Sudah berapa banyak buku motivasi dan motivator di televisi yang sudah kita teladani? Sudah berapa banyak seminar pengembangan diri yang diikuti? Adakah perubahan dalam diri ini? Bila cita-cita ingin menjadi orang kaya, contohlah para sahabat Nabi yang dengan itu dunia dibuat tunduk di atas keimanan dan ketaatan kepada Dzat pemilik seluruh kekayaan. Sungguh, akhirat adalah tempat pulang terbaik, yang di dalamnya terdapat surga yang sudah rindu untuk dihuni dan dinikmati bagi orang-orang yang bertakwa dan bersabar.

Baca selengkapnya »

Iman Butuh Pengorbanan

Hijrah membawa pesan bahwa untuk menyempurnakan dan mempertahankan iman kadang kala dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar. Pengorbanan dengan keragaman bentuknya, seperti; pengorbanan pikiran, tenaga, waktu, harta, bahkan jiwa. Ketika Rasulullah hendak berangkat hijrah beliau berbicara kepada kota Mekah, sebagaimana dituliskan dalam Sunan Imam Tirmidzi dan Musnad Imam Ahmad.

Baca selengkapnya »

Asep dan Segelas Kopi

Waktu sore yang indah, apalagi hari itu langit tampak cerah. Angin bertiup perlahan membuat daun-daun pohon glodogan seakan mengucapkan selamat datang. Suasana yang indah ini ternyata tak berbias pada wajah-wajah mereka yang ada di aula Makorem 062 Tarumanagara Garut, wajah mereka banyak yang tampak lelah, dan sebagiannya gelisah.

Baca selengkapnya »

Romantisme Agama dan Semunya Rasionalitas

Sejatinya agama bukanlah sebuah konstetansi siapa benar, siapa salah. Tapi, soal rasa junjung akan kebenaran ilahiyat yang telah menjadi visi yang diemban para pengutus-Nya. Agama bukanlah masalah keromantisan ayat-ayat tentang surga dan hiruk-pikuk neraka yang dijadikan sabda politik kepentingan. Agama seharusnya menjadi visi semesta demi kesejahteraan masyarakat. Bukan seperti tafsiran syair Abu Nawas,” aku tak layak di surga-Mu, aku juga tak mampu menahan api neraka-Mu”. Olehnya itu, agama bukan dimaknai seperti memparafrasakan gurindam atau segala jenis karya seni. Agama itu diyakini dalam hati, dilisankan untuk disampaikan dan diamalkan sebagai buah kefahaman, itulah Iman sebagai pondasi keberagamaan. Laksana sayatan pedang di tengah perang, setajam pena dalam lembaran suhuf-suhuf.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization