Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 43)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Memaksa Sabar

Sore itu Shafiyyah ingin cepat pulang ke rumah. Ia pun izin untuk pulang terlebih dahulu setelah waktu kerjanya berakhir. Meskipun ada beberapa kerjaan yang belum selesai, ia tetap bertekad ingin pulang. Kelelahan yang membuatnya ingin cepat pulang. Sejak pagi, ia merasakan badannya kurang fit.

Baca selengkapnya »

Di Bawah Payung Kesabaran

Entah seberapa luaskah kesabaran yang dimiliki Ibu. Di balik dukanya selalu tersimpul seulas senyuman yang mengagumkan. Tak pernah sekalipun kudengar ungkapan keluh kesah dalam setiap ujian hidup yang menderanya. Ibu bagiku adalah seorang perempuan perkasa melebihi siapa pun.

Baca selengkapnya »

Pesan Tersirat Seorang Sahabat (Based on True Story)

Seorang sahabat memang begitu berarti. Terlebih jika Ia juga seorang yang selalu mengingatkan di kala kita salah, meneguhkan di kala kita goyah dan ikut menangis jika kita saat itu menangis sedih. Sahabat yang membersamai kita dalam mencari ridha Allah. Ia jauh lebih berarti dari sekadar setumpuk materi berharga sekalipun di dunia ini. Dan, akan sangat terasa kehilangan jika suatu saat ia pergi tanpa kabar berita. Walaupun meninggalkan kenangan manis yang sulit dilupa.

Baca selengkapnya »

Rahasia Rezeki

dakwatuna.com – Jika belum rezeki, jangankan baru dihidangkan, nasi yang sudah di tangan pun belum tentu dapat dimakan dan ditelan. Kesadaran ini kembali aku dapatkan dari kisah Ihsan, Firman, Iqbal dan Irwan. Tidak aneh dan tidak pula ada yang heran bila tahun ini Ihsan akan mendapatkan promosi jabatan. Ia salah …

Baca selengkapnya »

Sang Presiden

Januari 2029. Ahmad Jaelani, Presiden Indonesia, menatap satu persatu teman halaqahnya. Mereka ada 10 orang, sedang duduk melingkar di atas ambal lembut made in Iran di sebuah ruang keluarga di Istana Kepresidenan Cikeas Bogor. Dalam halaqah ini, keterikatan antar personil sudah begitu dekat, layaknya bagaikan saudara sekandung. Sehingga tak ada lagi yang dirahasiakan serta dalam menghadapi persoalan saling memikul dan membahu.

Baca selengkapnya »

Dialog Ikhwan (Sok) Stabil Dengan Ikhwan (Agak) Labil

Selepas shalat Zhuhur, para ikhwan tidak langsung beranjak dari masjid. Seperti biasa, mereka saling membentuk kelompok-kelompok kecil dan memperbincangkan banyak hal. Begitu pula yang kini dilakukan akh Simun dan akh Afik di pojok masjid. “Assalamu’alaikum. Gimana kabarnya, Akhi?” “Wa’alaikumussalam. Alhamdulillah, akh. Tetap berseri sebagaimana mentari di pagi hari. By the way, ada apa nih, akh? Tumben-tumbennya mukanya kusut begitu.”

Baca selengkapnya »

Kerabatmu Dulu, Baru Sahabatmu

Pulang sekolah, Anisa mendapati Bunda sedang melipat baju yang baru diangkat dari jemuran, membuat ia teringat dengan sebuah rencana. Khawatir terlupa lagi, Anisa langsung menyampaikan rencana tersebut kepada sang bunda. “Bunda, boleh tidak kalau aku memberikan baju yang sudah kekecilan pada orang yang membutuhkan?” “Boleh saja. Tapi, bukankah dua minggu yang lalu semua baju kecilmu sudah kamu berikan kepada sepupumu?”

Baca selengkapnya »

Wanita Pengagum Senja

Ketika senja mulai menyapa, aku selalu melihat wanita itu duduk sendiri menghadap matahari tenggelam. Tak peduli suasana taman yang riuh maupun ramainya burung berkicau. Mulutnya selalu komat-kamit, seolah-olah dia sedang berbicara pada rumput yang bergoyang di bawahnya. Di tangannya ada sebuah buku kecil.

Baca selengkapnya »

Alarm Surgawi

Alarm surgawi. Demikian sebutan yang kuberikan kepada Pak Didi. Mungkin terkesan sedikit berlebihan, tapi sebenarnya tidak juga. Setiap hari, aku dan sebagian besar warga kampung terbangun setelah mendengar lantunan shalawat Pak Didi melalui pengeras suara mushalla Baiturrohiim. Alhamdulillah, meski tidak semua warga akhirnya shalat berjamaah di mushalla, tapi lantunan shalawat Pak Didi menjadi awal yang indah untuk memulai hari.

Baca selengkapnya »

DAKWAH, mendaDAK WAH!

Dulu gue anak gaul gitoe. Terus cowok yang ngajakin gue ngaji. Ih, tuh temen-temen ceweknya pake kerudung gwede banget kaya mukena yang dipake Enyak gue sholat. Nah, terus, cowoknya nih bejenggot. Nampak anggun ama celana kainnya, kagak pake jins kayak Si Badrun temen gue yang amburadul. “Ye, gue amah nggak pernah ngaji bro”... ngaji terakhir dulu pas keluar SD. Kemari-marinya nggak banget deh ngaji. Mending gue ngeband bareng the Gank.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization