Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 30)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Haus Akan Ukhuwah

Di sore hari yang tidak begitu cerah (tampaknya situasi hatiku yang membuatnya tidak cerah) aku mampir di sebuah masjid pinggir jalan karena adzan Maghrib telah berkumandang. Masjid yang sepi. Jumlah laki – lakinya mungkin hanya 5 orang. Yang perempuan hanya ada aku, seorang nenek (sepertinya rumahnya daerah sini), dan seorang akhwat.

Baca selengkapnya »

Kisah Raja dan Menteri

Di suatu kerajaan ada seorang raja yang selalu mengeluh dan seorang menteri yang semangat dan optimis di setiap keadaan. Pada suatu hari Raja merasa lapar, lalu menteri dengan pengertiannya memberikannya makanan yang diambil dari dapur kerajaan. Namun apa yang terjadi? Raja mengeluhkan makanan yang dibawa oleh menteri.

Baca selengkapnya »

Mbak Dita

Mbak Dita, ia adalah salah satu kakak mentor di Rohis sekolahku. Ketika aku duduk di kelas dua SMA, ia diamanahkan untuk menjadi penanggung jawab Rohis di sekolahku ini. Setahun belakangan aku semakin dekat dengannya. Mungkin karena aku sering curhat ke Mbak Dita tentang apa saja yang tengah aku alami. Aku tidak tahu pasti mengapa, hanya saja rasanya.

Baca selengkapnya »

Rasulullah dan Tempat Istimewa

Oh iya, temanku satu ini namanya Fauzan. Dia anak Ustadz yang sering mengimami shalat di masjid dekat rumah kami. Dia satu-satunya temanku yang paling alim. Lihat saja, ketika kami berjumpa, dia selalu mengucap salam terlebih dahulu. Ibuku juga sering membanggakan Fauzan ketika pulang dari membeli sayur di warung.

Baca selengkapnya »

Allah SWT Takkan Lupa

Kebaikan yang lillahi ta’ala nilainya kekal. Sekecil apapun itu, seremeh apapun itu, jika niatnya karena Allah semata, Insya Allah, Allah tak akan pernah melupakannya. Sekalipun kita sudah lupa bahwa kita pernah melakukan kebaikan itu, sungguh Allah akan selalu mengingatnya. Kisah nyata dari seorang Ibu yang menderita penyakit keras, seusai operasi sang ibu berucap hamdalah kemudian menangis bercucuran airmata.

Baca selengkapnya »

Jangan Pergi, Dinda…

Aku harus bolak-balik ke panti rehabilitasi ini, melihat kondisinya yang seperti mayat hidup, antara ada dan tiada. Tubuh kurus, layu dan tatapan hampa. Ia seperti terbuai dalam mimpinya sendiri, entah apa. Ingin rasanya aku masuk dalam khayalnya itu, agar aku tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menyembuhkannya.

Baca selengkapnya »

Senandung Poligami

Malam ini dia sahabatku. Kemarin aku berlakon 'ayah'. Esok lusa mungkin lakonku adalah 'anak', atau bisa juga 'kekasih'. Tergantung situasi dan kondisi. Bukan tanpa alasan aku memilih lakon 'sahabat'. Ada sesuatu yang penting yang ingin kusampaikan padanya, dan tidak bisa tidak, harus malam ini, dan 'sahabat' adalah lakon paling tepat.

Baca selengkapnya »

Tentang Cinta

Seperti biasa, aku berdiri di depan seonggok pekerjaan yang kupikul. Kadang berlari, kadang berjalan, kadang istirahat, kadang tertawa, tapi lebih sering menangis. Kau tau, tangisan laki-laki bisa juga diekspresikan dengan senyuman getir. Ya seperti itulah yang sering kulakukan, tersenyum getir. Bukan cengeng. Kerinduan dan perasaan mengecewakan.

Baca selengkapnya »

Sepucuk Surat yang Membuatku Jatuh Cinta

Malam selalu menyisakan embun di pagi hari. Sedang embun, senantiasa menyediakan seteguk kesegaran yang hanya bisa dinikmati setiap manusia yang telah menjejakkan kakinya di pagi buta. Ya, hanya manusia-manusia rajinlah yang mampu merengkuh kesegaran embun, sungguh ini merupakan anugerah dari Sang Kuasa yang diberikan pada setiap hamba-Nya yang setia pada pagi-Nya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization