Topic
Home / Narasi Islam / Sosial (halaman 30)

Sosial

Dermawan Tak Harus Hartawan

Bahwa memaafkan kesalahan, kezaliman orang lain ternyata dicatat sebagai sedekah. Ia lulus menjadi dermawan meski tak hartawan. Kisah ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa menjadi dermawan tak harus menunggu mempunyai sesuatu. Apa saja yang intinya bernilai manfaat baik itu, arta, tenaga, waktu dan lain sebagainya selama bermanfaat maka itu bisa diberikan pada orang lain. Sehingga tak ada lagi alasan bersedekah, berderma menunggu punya harta; tidak ada alasan lagi berderma menunggu sampai punya. Apa saja yang bisa diberikan berupa manfaat, di situ terbuka lebar untuk menjadikan kita dermawan.

Baca selengkapnya »

Islam Nusantara di Ujung Tanduk?

Islam memiliki spirit berbagi dan menebar rahmat bukan menaklukkan, spirit mentransfer ilmu pengetahuan, persaudaraan dan dakwah bukan mengeksploitasi. Dalam konteks menghadapi neo-kolonialisme, tugas tersebut dipikulkan di pundak umat ini. Agar umat Islam tetap memiliki spirit perjuangan dengan sebenarnya, sehingga eksistensi Islam ini tetap hidup. Dan jika umat ini memiliki mental inlander, memiliki mindset inferior, bukan tidak mungkin entitas Islam ini akan berakhir, tragis!

Baca selengkapnya »

Sifat dan Perilaku Ibadurrahman

Hidup senantiasa penuh dengan ujian dan cobaan, hanya manusia yang dapat bersikap menerima segala ujian dan cobaan. Di sini manusia akan diuji keimanannya ketika ujian dan cobaan menimpa. Sikap sabar atas berbagai cobaan ketika menjalankan semua kewajiban tercermin dalam surat Al Furqon ayat 75 – 76, Allah memuji pelaku sifat-sifat dan amal-amal tersebut yaitu enam sifat perkataan dan enam sifat perbuatan dan Allah memberikan gelar terhadap mereka dengan gelar ibadurrahman.

Baca selengkapnya »

Dari Pengamen Aku Belajar

Aku berpikir, ternyata orang seperti ini masih memikirkan nasib bangsa juga ya. Ternyata kita perlu merubah mindset, benar bahwa kita tidak boleh menghakimi orang hanya karena penampilan, terlalu dini, terlalu sempit berpikirnya. Meskipun orang itu tadi ada tidak sopannya, ada yang tidak baik dalam dirinya, tetap saja ada yang bisa kita ambil pelajaran darinya. Layaknya kata mahatma gandhi,”Bahkan dari seorang bayi pun aku belajar”. Dan benar kata orang itu, bahwa di negara kita ini banyak hal yang harus dibenahi, banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, tanpa melupakan bahwa bangsa ini memiliki banyak pula kebaikan, termasuk keadilan.

Baca selengkapnya »

Untuk Dakwah ini, untuk Umat ini

Untuk terwujudnya suatu kondisi yang kondusif, sehingga lebih banyak lagi saudara kita yang terselamatkan, lebih banyak lagi yang mengenal dien ini. Saudara-saudara kita, teman-teman kita, yang belum mengenal dinul Islam ini, sedang mereka banyak berbuat kebaikan pada kita, mereka yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi baik, agar bisa terengkuh dalam kebersamaan dalam dien ini, menikmati keindahan Islam ini bersama, membalas kebaikan mereka, menyempurnakan kebaikan yang telah mereka lakukan dengan dinul Islam ini.

Baca selengkapnya »

Indonesia, Mari Berbenah

Kini kita merindukan, sebuah negara yang systemnya berlandaskan Alquran dan sunnah Rasulullah, para pemimpinnya seperti khulafaurasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Salahudin Al Ayyubi, dan Muhammad Al Fatih. Maka, mari kita penuhi nubuwat Rasulullah s.a.w, bahwa kelak akan muncul suatu negara jauh di timur, yang akan menjayakan Islam. Mereka Datang dengan bendera-bendera hitam bertuliskan Laa Ilaaha illallah. Dan insya Allah, semua itu mungkin!

Baca selengkapnya »

Belajar Menjadi Pemimpin yang ‘SETIA’

Kita dapat mencontoh keteladanan dari presiden kita yang ke tiga yaitu Bapak Professor Habibie. Negarawan yang satu ini memang terkenal dengan kesetiaannya. Betapa tidak, bagaimana bisa seseorang yang sudah mendapatkan kehidupan yang sangat mewah di negeri industri seperti jerman masih mau mengurusi negeri yang tatanan masyarakatnya porak poranda. Bahkan dalam suatu cerita beliau rela mengorbankan banyak waktunya untuk membuatkan sebuah pesawat yang ia rancang untuk kemajuan industri penerbangan bangsa ini.

Baca selengkapnya »

Pengubah Peradaban itu Bernama Televisi

Ilustrasi - Televisi.

Problem-problem yang muncul dalam media televisi pada saat-saat akhir era Orde Baru lebih menunjukkan dinamika media yang telah menjadi instrumen industri kapitalis. Apa dan bagaimana acara-acara yang mesti diproduksi dan ditayangkan televisi lebih ditentukan berdasarkan korelasinya dengan permintaan pengiklan dan apa yang diklaim sebagai "selera khalayak". Namun, para pengelola televisi ternyata kerepotan dalam merespons tuntutan-tuntutan media televisi yang telah menjadi entitas komersial itu.

Baca selengkapnya »

Pemuda, Pembangun Peradaban

Kita sama-sama memahami bahwa masa muda adalah masa yang (semestinya) paling produktif. Karena, tenaga sedang prima-primanya, pikiran sedang kuat-kuatnya, dan semangat pun sedang menggebu-gebunya. Maka, jika para pemuda sebuah negeri baik, maka besarlah kebermanfaatan yang akan terwujud. Sebaliknya, jika para pemuda sebuah negeri buruk, maka besar pula keburukan yang akan terjadi. Karena itu, mari kita telaah Alquran dan sejarah untuk membantah anggapan masa muda adalah masa labil dan pencarian jati diri.

Baca selengkapnya »

Pahlawan itu Adalah Aku, Kau dan Kita Semua

Kita bisa menjadi seorang pahlawan dengan mengambil peran besar di mana tidak banyak orang yang mau mengambil peran itu. Seorang pahwalan adalah orang yang waktunya disibukan untuk melakukan hal-hal besar dan tidak gampang menyerah dengan segala tantangan yang ada. Mulai sekarang kita persepsikan dalam diri, bahwa kita akan memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal besar yang memberikan kebermanfaatan luas kepada orang lain. Hingga tidak ada waktu bagi kita untuk bersantai.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization