Topic
Home / Narasi Islam / Sosial (halaman 29)

Sosial

Islam Tidak Hanya Mengurusi Shalat dan Wudhu

Kepada sebagian umat Islam yang masih berpikir Islam hanya untuk shalat dan wudhu saja, kepada sebagian Umat islam yang tanpa sadar membenci Islam dengan membenci bahkan melawan sunnah- sunnah (jenggot lebat, busana islam/jilbab/celana cingkrang, poligami), membenci nahi munkar (mencegah dari aliran aliran sesat seperti Syiah/LDII/Nabi palsu, serta mencegah umat Islam dari memilih pemimpin dan kelompok yang buruk dalam pemilu) maka perbanyaklah istighfar, mohon ampunan kepada Allah, perbanyaklah datangi kajian kajian keislaman, perbanyaklah membaca buku - buku islam dari berbagai sumber yang sahih, perbanyak diskusi dan berkawan dengan orang - orang islam, dan perbanyaklah berdoa agar Allah tunjukkan kepada jalan yang lurus, jalan penuh keselamatan.

Baca selengkapnya »

Di Bawah Titisan Air Hujan

Walaupun kami belajar di bawah titisan air hujan dan semua bangku basah dan tidak bisa digunakan lagi tapi anak-anak tetap semangat untuk belajar, bahkan tak jarang mereka bisa merasakan duduk nyaman di kelas lebih-lebih jika musim hujan tiba seperti sekarang ini, selama mereka duduk di bangku kelas 1 dan 2 mereka tidak akan pernah merasakan duduk nyaman di kursi sebagaimana siswa di sekolah-sekolah lain pada umumnya, tak banyak yang bisa aku lakukan, aku hanya bisa berdoa semoga sekolah yang kini menjadi tempat kumengabdi segera mendapatkan bantuan dan diperhatikan pemerintah.

Baca selengkapnya »

Islam adalah Negara dan Tanah Air

Inilah sebuah pemahaman yang disimpulkan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna terkait Islam adalah negara. Sehingga dalam Islam tidak dikenal pemisahan antara agama dan negara (sekuler). Keuniversalan Islam sebagai negara menjamin seluruh umat manusia hidup dengan keadilan dan sejahtera sebagaimana yang pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW saat di Madinah. Dan ketahuilah, zaman itu akan segera kembali menyinari semesta dengan keindahan kesempurnaan Islam yang penuh cinta.

Baca selengkapnya »

Memaknai Debat Kusir

Memang, tidak semua hal perlu diperdebatkan. Tergantung konteksnya. Ada ranah yang tidak perlu diperdebatkan sama sekali, tapi ada yang harus kita perdebatkan. Selayaknya kita tidak terburu-buru dan mudah menjustifikasi perdebatan tak berujung adalah debat kusir. Jika kaum muslim memilih diam karena takut dianggap debat kusir, lantas siapa yang akan melawan pemikiran menyimpang dari kaum pembangkang?

Baca selengkapnya »

Pendidikan Kita: Orientasi Hasil dan Hasilnya

Bagaimanapun juga kita tahu bahwa untuk melanjutkan sekolah, beasiswa, karir kita membutuhkan nilai. Tidak aneh jika siswa kita sendiri menganggap nilai atau hasil itu lebih penting daripada proses. Maka perubahan sistem pendikan ini mutlak diperlukan. Jangan sampai ada Taman Kanak yang tidak mengajarkan baca tulis karena sistem pendidikannya berorientasi pada proses kemudian siswanya tidak bisa melanjutkan jenjangnya karena terbentur oleh peraturan pemerintah yang mewajibkan calon siswa SD sudah harus bisa baca tulis. Atau lulusan sarjana kita harus mengalami kendala karena perusahan tetap melihat nilai ijazah dalam penerimaan pegawainya. Ini tidak efektif.

Baca selengkapnya »

Upaya-upaya Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih

Indonesia, sebuah negara berdaulat yang hampir 70 tahun memperoleh kemerdekaan dari kolonial dan sekarang mampu berdiri dengan kaki sendiri. Bangsa indonesia yang dengan teguh memperjuangkan kemerdekaannya dari berbagai aspek perjuangan menggunakan otot dan otak mereka, memeras keringat, tenaga dan harta sampai saat ini belumlah terbebas dari gagguan-gangguan dari internal maupun eksternal. Kemiskinan, kemunduran moral, dan ketertinggalan dalam teknologi merupakan masalah utama yang bagaikan tidak berujung.

Baca selengkapnya »

Konsep Ta’awun (Tolong Menolong) dalam Asuransi Syariah

Ilustrasi - Suasana di sebuah Kantor Asuransi. (kontan.co.id)

Konsep tolong menolong yang terkandung dalam asuransi syariah adalah Adanya dana tabarru (tolong menolong) di antara peserta asuransi untuk berbagi risiko/ menanggung risiko secara bersama-sama(Sharing of risk). jika ada salah satu peserta yang mengalami kerugian, kecelakaan atau kematian, maka dana tersebut dapat di gunakan untuk membantu nya. Atau dalam istilah asuransi disebut dengan klaim. Maka para peserta sudah ridho, jika dana yang terkumpul dihibahkan (diberikan) kepada peserta lain yang mengalami kerugian, kecelakaan ataupun kematian. Dari sikap tersebut, sangat tampak nilai sosial dan nilai ibadah para peserta asuransi, karena dengan menggunakan akad tabarru (tolong menolong), mereka dapat membantu peserta yang lain untuk menanggung risiko, di mana dana tersebut memang di hibahkan kepada peserta yang mengalami kerugian.

Baca selengkapnya »

Bangkit atau Mundurkah Islam Hari Ini?

Puncak keburukan dan kebaikan seolah-olah mulai berkumpul di zaman ini. Itu semua mempengaruhi generasi-generasi muda yang akan memimpin negeri ini kelak. Puncaknya mungkin ketika generasi ini dewasa dan menggantikan generasi ibu-bapaknya. Dunia mulai panas, hari ini yang jahat dan baik bagaikan sedang dalam persiapan untuk mengumpulkan pasukan perang yang akan bertemu pada generasi setelah ini. Para penjahat berhasil membuat banyak pasukan yang rusak dan jahat. Para pejuang Islam pun tak kalah dengan menciptakan banyak generasi Qurani dan tangguh

Baca selengkapnya »

Kompetitor dan Kompetisi

Sekarang semuanya terserah pada kita, apakah kita akan terus terlena dalam kenyamanan, ataukah kita akan mulai untuk mencari kompetitor-kompetitor handal yang tersebar di luar sana yang memiliki keluasan akhlak, ilmu, amal, konstribusi, dan prestasi dibanding kita, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mengikuti kompetisi mulia ini.

Baca selengkapnya »

Mata Hati

Potensi mata hati ini bila benar-benar digunakan dengan baik maka akan lebih mengungguli orang yang tidak memakainya. Anda tentu pernah mendengar nama seperti: ibnu Katsir (di akhir hayatnya pengelihatanya hilang), ad-Dzahabi (kehilangan pengelihatan di akhir hayatnya di sela-sela kesibukannya mengajar dan menulis), ibnu Baaz (yang buta ketika berumur 20 tahun namun kemudian menjadi ulama` besar dan produktif menulis), al-Baraak, ar-Rukbaan dan lainnya merupakan bukti nyata bahwa buta mata fisik bukanlah halangan utama asal mata hati tidak buta. Dengan mata hati jernih tentu saja kita bisa melihat petunjuk dan kebenaran Allah.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization