Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 70)

Artikel Lepas

Nggak Pakai Cincin Batu, Ketinggalan Zaman?

Anda takut dikatakan ketinggalan Zaman karena tidak memakai cinci batu, justru Saya katakan Anda sudah lebih jauh ketinggalan zaman tatkala Anda terlalu mudah untuk ikut-ikutan bukan menjadi Pelopor. Sebagai orang Hitachi Saya memiliki semangat "Keitakusha Seisin" yang artinya Semangat Kepeloporan Bukan Semangat ikut-ikutan. Lebih baik Saya mengoleksi emas yang takkan pernah habis masanya daripada Batu yang sangat mudah hilang ditelan masa.

Baca selengkapnya »

Mensyukuri Rezeki Allah SWT

Abi dan ummi, salah satu amalan pembuka rezeki adalah shalat dhuha. Seperti sebuah hadis yang saya kutip sedikit, di sana menjelaskan “.... laksanakan untukku empat rakaat di awal siang, aku akan cukupi dirimu dengan shalat itu di akhir harimu” (HR. Ahmad 17390) inilah salah satu keutamaan shalat dhuha, namun jika tendensi melaksanakan shalat dhuha tersebut untuk dunia saja, untuk melancarkan rezeki berarti shalat tersebut dikerjakan bukan murni karena mengharap ridha Allah, akan tetapi untuk esensi yang lainya.

Baca selengkapnya »

Allah SWT Sebaik-Baik Penolong

Harus kita akui kita sebagai manusia yang lemah tentunya hanyalah mendamba pertolongan dari satu-satunya dzat yang Maha Penolong, An Nashr. Allah SWT. Percayalah, Allah akan selalu ada saat kita membutuhkannya, asalkan kita selalu dekat dengan-Nya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dekat dengan-Nya karena hidupnya pasti akan dipenuhi dengan ketentraman dan ketenangan karena Penolong yang sebenar-benar Penolong ada selalu di dekatnya, Allah SWT.

Baca selengkapnya »

Skenario-Nya Adalah yang Terbaik

Kulangkahkan kaki ini ke dapur untuk memasak nasi. Kulihat ibuku yang bagaikan mentari kehidupan itu sudah sibuk di dapur. Mereka yang semakin hari semakin tua, sedangkan aku belum bisa membahagiakannya. “Nduk, esok esok kok ngalamun (anakku, pagi-pagi kok melamun)”, kata-kata ibuku membuyarkan lamunanku. “Kapan ikhwan itu mau bertaaruf nduk?”, kata ibukku sambil tersenyum. Saya tidak mengerti dengan kata-kata ibu barusan, tiba-tiba ada suara langkah kaki yang saya kenal. Bapak, beliau hadir dengan senyum khasnya dan sejurus kemudian saya pun tahu apa maksudnya ini, ya Allah terima kasih.

Baca selengkapnya »

Falsafah Menunggu dalam Perspektif Religi

Menunggu kaya raya, menunggu orang lain berbuat kebajikan, menunggu berada di puncak kesuksesan, semua itu bukanlah jaminan bagi seseorang untuk menjadi pribadi yang pandai bersyukur jika niatnya saja dalam berbuat baik masih didasari sifat menunggu. Tiada pilihan bagi kita untuk kembali ke titik nol dengan mengganti niat menunggu menjadi niat untuk segera memulai. Semoga.

Baca selengkapnya »

Mencintainya Karena Kaus Kaki

Aku ingin dia menerimaku apa adanya. Masa laluku memang mengecewakan. Tapi kuharap kita bisa berdamai dengan itu. Setiap kaus kaki pasti pernah bau, tapi bukan berarti tidak bisa dicuci, bukan? Bila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus, pasti bisa wangi lagi. Aku ingin menjadi seseorang yang hangat baginya, memberi dia kelembutan dan kenyamanan tanpa perlu dipamerkan ke setiap orang. Aku juga ingin menjaganya agar aman dari lecet. Tak akan kumaafkan diriku bila ada luka di hatinya. Aku akan terus ada untuknya, sampai ia melepasku untuk bertemu dengan-Nya.

Baca selengkapnya »

Memahami Hakikat Ibadah

Seluruh aktivitas kebaikan dan kerja kita hendaknya bisa bernilai ibadah. Makanya, kita harus memahami hakikat dan tujuan dalam beribadah .Secara garis besar ibadah terbagai atas dua yaitu ibadah Am (umum) , berupa kebaikan seperti belajar atau bekerja dalam rangka mencari keridhaan Allah dan ibadah khas (khusus), yakni ibadah yang sudah memiliki aturan yang jelas dan terukur seperti yang digariskan Rasul misalnya, shalat atau puasa.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization