Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Nggak Pakai Cincin Batu, Ketinggalan Zaman?

Nggak Pakai Cincin Batu, Ketinggalan Zaman?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cincin Batu Akik (wakik.com)
Cincin Batu Akik (wakik.com)

dakwatuna.com – Ada yang nanya Saya, “Pak Adi, Kok Ga Pakai Cincin Batu?”. Saya tertawa dan Saya jawab “Saya Bukan Tipe orang yang suka ikut-ikutan, Bukan seorang yang suka dikendalikan sebuah kondisi tetapi Saya tipe pencipta peluang, Pembentuk Trensetter dan Kondisi yang Saya kendalikan”.

Lalu, yang memakai cincin Saya tanya “Apa tujuan Anda menggunakan cincin batu?”, Sang Pemakai menjawab ” Saya Suka Pak, Karena ini seni”. Kemudian Saya tanya lebih dalam “Kalau itu adalah Hobi Anda, Mengapa baru sekarang menggunakannya? Itu pertama, Kedua Kalau itu seni sudah tentu Bapak mengkoleksi itu jauh sebelum Batu itu menjadi booming saat ini”.

Sang Pemakai seperti tersadar, Artinya apapun alasan Anda yang memakai Batu mau seni, Hobi dan apalah, Maka Saya katakan seni dan Hobi Anda diciptakan orang lain, artinya Anda dikondisikan oleh sebuah situasi dan Anda mudah masuk dalam perangkap orang lain.

Saya tidak menyalahkan Anda pemakai Batu, tetapi buat hidup Anda lebih bermakna dengan batu itu dan ciptakan seni, hobi dan permainan Anda sendiri bukan karena ikut-ikutan.

Saya mengamati, Pemakai Batu itu dari tukang ojek, supir taksi, Pemalak di terminal, Penjual asongan, Pengamen, Pengemis dan Anak jalanan atau orang-orang pinggiran menjadi pemakai batu, jika Anda kelompok terpelajar dan kaya dan jadi pemakai maka yang miskin itu bukan fisik Anda tetapi jiwa Anda kosong, miskin dan tak berdaya.

Anda takut dikatakan ketinggalan Zaman karena tidak memakai cinci batu, justru Saya katakan Anda sudah lebih jauh ketinggalan zaman tatkala Anda terlalu mudah untuk ikut-ikutan bukan menjadi Pelopor.

Sebagai orang Hitachi Saya memiliki semangat “Keitakusha Seisin” yang artinya Semangat Kepeloporan Bukan Semangat ikut-ikutan.

Lebih baik Saya mengoleksi emas yang takkan pernah habis masanya daripada Batu yang sangat mudah hilang ditelan masa.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Founder PT Coach Addie Group & Indonesian Muslim Foundation, Tinggal di Kota Bandung kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics and Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat.

Lihat Juga

Alquran Mempengaruhi Semua Makhluk

Figure
Organization