Topic Archives: Kontroversi Donald Trump

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengungkapkan jati diri Presiden AS Donald Trump.

PM Israel, Benjamin Netanyahu, pada Kamis (7/12/2017) menanggapi pernyataan dan pengakuan kontroversi Presiden AS, Donald Trump. Netanyahu mengatakan, "Pengakuan Trump bahwa Jerusalem merupakan ibukota Israel merupakan salah satu kejadian besar dalam sejarah Zionisme."

Diketahui, yang menjadi lawan Trump adalah mantan sejawatnya, Bob Corker, seorang Senator Partai Republik.

Dalam konferensi pers yang diadakan di Al-Quds. De Santis mengatakan, bahwa dia berharap presiden Donald Trump mengambil keputusan pemindahan kedutaan di bulan Mei. Menurutunya mempercepat keputusan tersebut akan mengakhiri penundaan resolusi kongres Amerika Serikat, terkait pemindahan kedutaan oleh mantan Presiden Barrack Obama.

Reaksi yang ditimbulkan pun beragam, dan menimbulkan perdebatan di antara para hakim dan politisi AS. Para hakim, mempertimbangkan langkah hukum berdasarkan segala prosedur dan konsekuensinya. Sedangkan para politisi, terbelah menjadi dua, yaitu golongan pendukung dan golongan penolak.

Presiden Amerika, Donald Trump pada Senin (06/03/2017) kemarin, menandatangani perintah eksekutif baru terkait kebijakan imigrasi di Amerika Serikat.

Kedutaan Amerika di Tel Aviv menegaskan dalam wawancaranya dengan radio Israel, bahwa Presiden Amerika Donald Trump menjanjikan pemindahan kedutaan Amerika Serikat, dari Tel Aviv ke Al-Quds saat kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat. Hal tersebut menimbulkan gelombang protes dari bangsa arab dan kawasan regional serta dunia.

Perintah eksekutif baru ini sebagai pengganti perintah sebelumnya yang telah dianulir oleh pengadilan federal, dan menimbulkan kontroversi serta kekacauan yang luas.

Mantan Presiden Amerika, Barack Obama, membantah tuduhan Presiden Trump yang menyebutnya telah menyadap pembicaraan Trump selama masa kampanye.

Kebijakan ini jelas telah melanggar hasil Konvensi Jenewa 1949 yang juga ditandatangani oleh Israel sendiri. Diantara bentuk pelanggarannya adalah tidak melindungi orang-orang yang bukan prajurit. Disamping itu juga telah melakukan perusakan terhadap berbagai fasilitas sipil, seperti rumah sakit, tempat ibadah, rumah penduduk sipil dan lain sebagainya.