Topic
Home / Arsip Kata Kunci: pikir (halaman 2)

Arsip Kata Kunci: pikir

Tidakkah Kamu Berpikir?

Kita memiliki mata, telinga, kulit, lidah. Apakah dulu (saat sperma) kita pernah merencanakan untuk mendengar melihat, merasa dan meraba? Atau lihat kuku yang biasa kita gunakan untuk menggaruk, apakah dulu (saat sperma) kita sudah merencanakan membuat kuku karena tahu bahwa kulit dapat merasakan gatal? Mari renungkan lebih dalam tentang alam semesta termasuk ke dalam diri kita sendiri. Bagaimana semua ini berjalan seimbang dan sempurna? Siapa yang mengaturnya? Tidakkah kamu berpikir?

Baca selengkapnya »

Jebakan Infiltrasi Pikiran Bawah Sadar Pada Pemuda Indonesia

Ibu pertiwi memanggilmu. Jika pilihanmu siap untuk berubah dan bangkit. Yuk segera benahi persiapan mental, intelektual, emosional dan fisikal Anda, dan ketika tiba saatnya segeralah masuk ke wilayah kekuasaan yang sudah puluhan tahun ‘mereka’ kuasai dengan teknik infiltrasi ke dalam pikiran bawah sadar itu. Dan ingat, ketika sampai ‘di sana’, berjuanglah atas nama kebenaran, kejujuran dan keadilan. Pegang Teguh integritasmu, karena itulah asset terbesar mu duhai pemuda.

Baca selengkapnya »

Agama Adalah Hakim

Gini ya Bray, pertama dulu. Betul kita tidak bisa menilai seseorang dari luarnya saja. Tapi bukan berarti kita bisa menganggap “percuma” orang yang berjilbab lebar, hafalannya banyak, hitam jidatnya itu. Itu juga manifestasi bentuk agama seperti yang dibilang temanmu selanjutnya.

Baca selengkapnya »

Sudahkah Kita Berpikir?

Jiwa adalah bisikan hawa nafsu dan yang bisa meredam jiwa adalah akal. Maka manusia harus senantiasa menyeimbangkan keduanya, tidak timpang pada salah satu sisi saja. Saat akal terlalu berat ataupun terlalu lemah maka hati tak dapat diredam dengan baik. Mengetahui betapa rapuhnya jiwa kita sebagai manusia, untuk itu, proses berpikir harus senantiasa dilakukan manusia untuk menyeimbangkan kapasitas akal kita.

Baca selengkapnya »

Berpikir dan Berjiwa Besar

Berpikir dan berjiwa besar, dari situlah keseimbangan hidup akan tercipta. Ketika ilmu pengetahuan terus mengalami peningkatan, dan kedewasaan dalam bersikap terus berproses, sehingga keduanya dapat saling mengimbangi. Maka manusia tidak perlu lagi meniru seorang figur idaman. Karena diri sendirinya pun sudah melahirkan figur istimewa pada diri sendiri.

Baca selengkapnya »

Orang yang Berakal

Jadi, Alam semesta yang terbentang adalah guru. Seluas-luasnya dibuka Allah untuk kita pelajari. Seindah-indahnya ditampilkan Allah bukan hanya untuk dinikmati, tapi diambil filosofi –filosofinya. Makanya derajat orang berilmu lebih tinggi dari yang tidak. Dengan berilmu, kita bisa menjadi orang yang berakal, dengan berakal kita bisa mengingat Allah sambil memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.”

Baca selengkapnya »

Berpikir Sebelum Berkata

Begitu akrabnya dengan gadget seseorang menjadi sangat individualistis. Budaya berdiskusi pun semakin berkurang sehingga akhirnya mereka memberikan penilaian secara langsung tanpa mempertimbangkan baik dan buruk dari hal yang dinilai. Sejatinya, setiap manusia dimodali otak untuk selalu memikirkan apapun tindakan yang akan mereka lakukan, termasuk berbicara. Kasus yang terjadi lewat media sosial menunjukkan bahwa orang cenderung spontan menuliskan apa yang ada dalam benaknya, bukan buah pemikiran dan analisis suatu hal.

Baca selengkapnya »

Meniti Sajak Pikiran

Setelah alur yang jauh dari perkiraan maka sesuatu yang tak diperkirakan akan dialami. Kondisi di mana posisi penempatan yang sebelumnya berpihak pada suatu sisi kini terhenti di pertengahan di antara kedua sisi yang berlainan tapi satu tujuan. Di kala di awal berbeda pandangan terhadap permasalahan secara langsung tetapi tetap saling mendukung terhadap hal-hal positif yang akan dilaksanakan.

Baca selengkapnya »

Pesan Dari Sudut Bis Kota, Eksploitasi Intelektual, dan Perang Pemikiran

Konsep “perang” kini bertransformasi menjadi lebih elegan. Hari ini perang tidak harus menumpahkan darah, atau menghilangkan nyawa orang lain. Arena peperangan kini sudah berubah menjadi adu konsep, adu pemikiran, adu idealisme. Sesuatu yang dalam istilah Islam Kontemporer disebut sebagai istilah “Ghazwul Fikri” atau perang pemikiran memang dianggap strategi yang paling baik untuk melemahkan Islam dari dalam. Efek kekalahan yang begitu menyakitkan di “Perang Salib” membuat musuh-musuh Islam berpikir bahwa melawan Islam dengan kekuatan pedang adalah suatu hal yang sia-sia. Tak ada yang mampu mengalahkan konsep jihad yang begitu melangit dalam dunia Islam. Kini mereka melancarkan sebuah bentuk modern dari “perang salib”, yaitu perang pemikiran, sebuah konsep yang mampu menghancurkan sendi-sendi Islam dari dalam.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization