Amerika

DK PBB atas inisiasi AS menggelar sidang darurat membahas demonstrasi massa yang terjadi di Iran. Namun ditolak oleh Rusia, Cina dan Prancis, yang menyebut demonstrasi sebagai urusan dalam negeri Iran yang tidak seharusnya dibahas di DK.

Trump mengklaim bahwa Riyadh siap mengeluarkan dana untuk menghadirkan pangkalan militer AS di Saudi. Menurutnya, hal itu bertujuan untuk menggantikan pangkalan AS yang ada di Qatar. Selain itu, Trump juga disebut memberi izin pada Saudi untuk melakukan tindakan 'intimidasi' terhadap Qatar.

Moskow juga berpandangan, demonstrasi di Iran tidak membahayakan keamanan dan stabilitas internasional. Maka itu seharusnya tidak dibawa ke DK.

Presiden Amerika Donald Trump melalui akun pribadinya di Twitter menuliskan, akan menghentikan bantuan dana untuk Otoritas Palestina. Langkah ini diambil setelah menilai pihak Palestina tak lagi menginginkan pembicaraan damai.

Sebelumnya, Presiden Korut menyebutkan, tombol nuklir senantiasa tersedia di meja kerjanya, dan bisa sewaktu-waktu ditekan. Bahkan ia kembali mengklaim, seluruh wilayah AS berada di dalam jangkauan rudal-rudal nuklirnya.

Dalam pernyataannya Ali Khameini mengatakan, “Lihatlah yang terjadi beberapa hari terakhir. Semua yang punya hubungan buruk dengan Iran, saling bahu membahu satu sama lain. Mereka adalah yang memiliki harta, mempunyai kekuasaan, memiliki senjata, dan lembaga intelijen.”

Sedang PM Zionis Israel, Benyamin Netanyahu, menyebut para demonstran sebagai para pemberani dan pahlawan.

Massa tampak memprotes buruknya kondisi perekonomian dan maraknya pengangguran di negeri tersebut. Massa marah karena pemerintah lebih fokus pada masalah luar negeri.

Erdogan sebagai pimpinan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga berjanji akan terus berjuang untuk Al-Quds. “Semoga hal ini menjadi wasilah bagi kebangkitan Islam,” lanjutnya.

Namun, Syaikh mengapresiasi reaksi penolakan yang segera ditunjukkan oleh rakyat. Hal ini karena rakyat tidak putus asa menanggapi ketidakberdayaan pemerintah mereka.