Topic
Home / Arsip Kata Kunci: batas (halaman 2)

Arsip Kata Kunci: batas

Guru Batas Negeri dari Tanah Pasundan (Bagian ke-2)

Ketika saya selesai mengajar di sekolah induk sekitar pukul 09.30 saya langsung berangkat menuju sekolah sebelah, ternyata hal tersebut banyak mengundang simpatik beberapa orang. Bahkan setelah beberapa kali mengajar di sana, akhirnya ada warga yang secara sukarela mau mengantarkan pergi dan pulang menyeberang dengan perahu kecilnya. Itulah bantuan dari Allah, ketika niat kita tulus untuk membantu, pasti ada orang yang Allah kirim untuk senantiasa membantu hambanya.

Baca selengkapnya »

Guru Batas Negeri dari Tanah Pasundan (Bagian ke-1)

Belajar di alam merupaka metode yang baik dalam mengasah kreatifitas peserta didik. Alam memberikan banyak hal yang dapat kita pelajari. Selain itu juga suasana yang segar bisa menjadikan mereka lebih termotivasi lagi dalam belajar. Metode lain yang sering saya pakai adalah metode parodi. Metode yang menyetting pembelajaran menjadi sebuah permainan ataupun nyanyian. Dengan beragam metode tersebut dapat dipastikan bahwa anak-anak tidak akan merasa jenuh ketika belajar. Karena mereka selalu terus penasaran pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Baca selengkapnya »

Membantu Pendidikan di Perbatasan

Pendidikan di Perbatasan juga menjadi topik hangat di pemerintah pusat. Bahkan banyak sarjana-sarjana muda yang sengaja di rekrut untk menjadi seorang relawan guru untuk mengajar di perbatasan. Beberapa program yang sudah rutin mengirimkan sarjana muda dan dilaksanakan setiap tahunnya, antara lain SM3T (Sarjana Mendidik daerah Terdepan, Terluar dan Terdalam) dari Kemendikbud, Indonesia Mengajar dari Pak Anis Baswedan dan Sekolah Guru Indonesia dari Yayasan Dompet Dhuafa. Banyak program-program yang diamanahkan kepada relawan-relawan tersebut. Tentunya dengan tujuan untuk membantu pendidikan di perbatasan.

Baca selengkapnya »

Melihat Kondisi Pendidikan di Perbatasan

Sungguh apabila kita hayati, perjuangan dan pengorbanan mereka sangatlah besar dalam menuntut ilmu. Maka tidak heranlah nasionalisme anak-anak di perbatasan ini sungguh sangat besar. Warna merah yang berarti berani, sudah mengalir didalam darah mereka yang sampai saat ini mereka masih berani melawan bahaya ketika menuntut ilmu, dan warna putih yang berarti suci, sudah tertanam di dalam hati mereka yang sampai saat ini mereka berusaha untuk menjadi generasi penerus bangsa.

Baca selengkapnya »

Melihat Kondisi Pendidikan di Perbatasan

Pada akhirnya orang tua menyalahkan guru yang mengajar di sekolah begitu juga sebaliknya, guru menyalahkan orang tua yang tidak baik pendidikannya dirumah. Apabila saling menyalahkan, ini tidak akan ada ujungnya. Menjadi seorang guru yang mempunyai pendidikan tinggi, seharusnya bisa menyikapi permasalahan ini secara bijak. Cari solusi yang baik dalam membentuk karakter peserta didik. Apabila sudah terjalin kerjasama antara guru, orang tua dan masyarakat, maka guru akan mudah mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ketika di luar jam sekolah.

Baca selengkapnya »

Kisah Dipo Wijoyo, 25 Tahun Hidup Merantau

Kita tahu ketika seseorang memasuki umur lanjut usia, keinginannya itu adalah tinggal dan menghabiskan umur bersama keluarganya. Tetapi pikiran tersebut tidak pernah terbayangkan oleh Pak De Dipo, beliau tetap bersemangat layaknya seorang pemuda. Bahkan ketika saya tanya keinginannya untuk pulang kampung, dia malah menolak untuk pulang ke kampung halamannya. “Saya belum terpikir untuk pulang kampung, di sini saya ingin mengumpulkan uang, ketika uang itu sudah terkumpul saya akan gunakan untuk modal saya berwirusaha di kampung.”tuturnya.

Baca selengkapnya »

Kebebasan di Tengah Keterbatasan

Mengasuh ya... mengasuh, itulah pekerjaan tambahan bagi para siswaku yang memiliki adik kecil. Terkadang mereka disuruh untuk mengasuh adiknya ketika orang tua mereka sedang memanen di sawah, alhasil sekolah mereka yang menjadi korbannya. Namun aku tetap mengakui bahwa mereka memiliki semangat yang tinggi untuk bersekolah, walaupun mereka terkadang “TERPAKSA” untuk tak ke sekolah, karena faktor ini dan itu. Aku serasa tak mampu melihat itu semua, yang kubisa hanya memberikan yang terbaik untuk mereka dan terus menyemangati bahwa di balik keikhlasan ada perasaan bahagia yang menunggunya. PERCAYALAH.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization