Topic
Home / Pemuda (halaman 34)

Pemuda

Ayah dan Sang Mentari

“Nak, cukuplah jangan lagi ada kata orang, kalu hendak membeli orang bodoh, pergilah ke Sunara” kata Sang Ayah sambil mengecup kening Masa yang di balas dengan tetesan airmata bangga kala itu. Masa bangga memiliki Ayah yang semangatnya berbeda dengan semangat kebanyakan Ayah-Ayah yang ada di dusun tempat dia tinggal.

Baca selengkapnya »

Taubatku

Allah Ya Nur Qolbi… Ampunilah kesalahan dan kekhilafanku di masa lalu… Hapuskanlah noda atas dosa yang telah kuperbuat… Tuntunlah tangan ini mencari cahaya cinta-Mu… Bimbinglah langkah kaki ku menuju jalan ketakwaan… Tetapkanlah hati ini untuk senantiasa beriman pada-Mu…

Baca selengkapnya »

Bersemi di Musim Gugur

Kini aku tahu, cinta yang sejati tak kan pernah terungkap dengan mudah, tak kan bisa terukur oleh keindahan fisik yang kelak kan memudar dimakan usia, bahkan tak kan sanggup ternilai oleh berapapun banyaknya jumlah harta didunia yang kita miliki. Cinta sejati adalah ketika kita mampu mencintai Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang memberikan kita kebahagiaan hakiki yang tak kan pernah ternilai harganya.

Baca selengkapnya »

Ternyata, Allah Lebih Mencintainya

Aku bersyukur kepada Allah, karena Istriku telah melewati masa kritisnya, dan kini dengan senyumnya yang aku tau ia merasa sakit, namun ia tetap memberikan senyum terbaiknya kepadaku, mulutnya bergerak. Namun aku tak mendengar suaranya, ia memejamkan mata sambil tersenyum, aku pikir ia hanya tertidur, ternyata Allah begitu mencintainya, Allah ingin segera bertemu dengannya.. Ya Allah, aku ikhlas karena-Mu.

Baca selengkapnya »

Posisi Mahasiswa Dalam Sepak Bola: Kiper?

Mahasiswa angkatan 1998 layaknya seorang gelandang, walaupun mereka berhasil menggulingkan pemerintahan korup Orde Baru, namun itu tidak dilakukan murni berasal dari mahasiswa. Mereka harus bekerja sama untuk memasukan bola ke gawang dengan banyak pihak yang berkepentingan, contohnya seperti ABRI, tokoh Amien Rais, dan lawan-lawan politik Golkar pada waktu itu. Lalu apakah sekarang ini, mahasiswa generasi tahun 2015 hanya berposisi sebagai kiper yang menunggu datangnya serangan dari lawan?

Baca selengkapnya »

Kusapa Duaja

Aku lafadzkan ‘‘Tawakkaltu ‘alallah’’. Dengan gurat senyumku menengadah tangan kepada-Mu. Kemudian kubisikkan “Kuatkan aku, rangkul aku, genggam aku, sabarkan aku, dalam indah isyarat hidup dari-Mu.. ya Allah”. Terima kasih untuk duaja kecintaan-Mu padaku

Baca selengkapnya »

Apakah Siyasi (Masih) Menjadi Pagar Dakwah?

setidaknya ada 2 profil utama kader siyasi, yaitu pemahaman agama dan dakwah yang kompeten, dan penguasaan rekayasa sosial yang dinamis. Keseluruhannya perlu dimiliki oleh kader siyasi agar ia mampu menjalankan amanah dakwahnya dengan baik dan bijak di lingkungan kemahasiswaan. Kita tentu sangat menghindari kondisi dimana seorang kader siyasi tidak menguasai keseluruhan aspek profil ini karena akan berdampak sangat fatal dalam pengelolaan dakwah kampus ke depannya.

Baca selengkapnya »

Ke Mana Mahasiswa Pergi??

Mahasiswa harus seperti pohon beringin yang mampu menentang arah angin, bukan seperti pohon bambu yang mengikuti arah angin berembus, bagaimanapun sakitnya kebenaran dan keadilan, tetaplah harus disuarakan dan di tegakkan karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan. SOE HOK GIE pernah berkata “lebih baik aku diasingkan dari pada menyerah pada kemunafikan”. Maka bergeraklah sesuai fungsinya dan perjuangkanlah hak – hak yang mestinya diperjuangkan.

Baca selengkapnya »

Wahai Pemuda, Yuk Berkontribusi…

Ketahuilah kesuksesan sejati adalah ketika engkau tercatat sebagai orang yang berkontribusi besar untuk umat. Engkau dikatakan sukses apabila ketika engkau mati, orang-orang yang mendatangimu menjadi saksi bahwa engkau adalah pelaku kebaikan yang bermanfaat hidupnya. Bukan ukuran sukses bagi seorang muslim bila hanya memiliki harta yang banyak dan popularitas yang melambung. Satu-satunya ukuran sukses bagi seorang muslim adalah kontribusinya untuk umat. Tentu, niatnya adalah ikhlas untuk mengharapkan ridha Allah Ta’ala.

Baca selengkapnya »

Mengapa Harus Pemuda?

Tak perlu kita berkecil hati bergelar pemuda Indonesia, bukan Jepang atau Amerika yang sangat maju. Di balik image kelam pemuda Indonesia yang tersorot di media tv, masih banyak kuntum-kuntum yang tengah mekar berprestasi mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Ada Ahmad Zainuri, penemu Brailevoice, ada Nurul dan Nanda yang menemukan bahwa energi matahari dan urine dapat berubah menjadi energi listrik, ada ratusan pemuda lainnya yang menghebatkan diri melawan kemalasan dan serius menekuni potensi mereka hingga mampu tumbuh dan menjadi sosok inspirator yang dihargai dunia karya-karyanya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization