Kenyataan sebaliknya harus dirasakan oleh para pasien dari Qatar. Sesaat setelah pemutusan hubungan diplomatik, para pasien tersebut terpaksa harus mencari alternatif negara lain untuk pengobatan. Karena mereka hanya diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan negara-negara pemboikot.

Menurutnya, sebagaimana dilansir dari Aljazeera.net Selasa (08/08/2017), itu akan melemahkan situasi keuangan di Dubai sebagai pusat keuangan dunia.

Menurut keterangan, surat tersebut disampaikan oleh Deputi Pertama Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) Kuwait, Syeikh Sabah Al-Khalid Al-Sabah, yang sebelumnya tiba di Riyadh.

Selain itu, Tillerson juga menyampaikan kepada Lavrov bahwa Washington sedang membahas respon balasan atas keputusan Kremlin yang mengurangi staf diplomatiknya di Rusia.

Lebih lanjut, Korut menuding AS bersekongkol untuk mengisolasi mereka. “Tidak ada kesalahan yang lebih besar dari keyakinan AS bahwa wilayahnya aman di seberang lautan sana,” lanjut pemerintah Korut dalam pernyataan resminya.

Sementara itu, Menlu Korut menyebut inisiatif Menlu Korsel itu tidak tulus. Sebabnya karena Korsel tengah berupaya menekan Korut dengan bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, dukungan negara-negara UE akan sangat berarti dalam menjauhkan Presiden Erdogan dari pemerintahan.

Surat tersebut ditujukan kepada para pemimpin negara-negara Arab seperti: Arab Saudi, UEA, Qatar, Kesultanan Oman, Kuwait, Mesir, Irak dan Yordania.

Prajurit yang bernama Fahd Abdullah al-Utaibi itu tewas saat menjalankan tugasnya membela negara di perbatasan selatan Arab Saudi-Yaman.

Sumber menyebutkan, al-Jubeir telah menyampaikan kepada Komisi Tertinggi untuk Negosiasi Suriah bahwa Bashar al-Assad harus tetap pada posisinya sebagai Presiden Suriah.