Topic Archives: Kudeta di Mesir

Pengadilan Mesir di Provinsi Qena menjatuhkan (7/7/2014) hukuman penjara 1 tahun kepada 5 orang sopir angkutan umum yang melakukan aksi mogok guna memprotes kenaikan harga BBM di negara tersebut.

Sejumlah daerah dan provinsi di Mesir dipenuhi oleh berbagai aksi penolakan kenaikan harga BBM yang baru ditetapkan oleh rezim As-Sisi untuk mengurangi beban tanggungan APBN negara tersebut, sebagaimana dikabarkan Memo Islam (5/7/2014).

Aparat keamanan Mesir menangkap salah seorang ulama salafi, Syaikh Fauzi Al-Sa’id, meskipun dalam keadaan sakit keras, sebagaimana diberitakan Memo Islam (5/7/2014).

Baru sebulan berkuasa sejak dilantik pada 8 Juni 2014 lalu, rezim tangan besi Abdul Fatah As-Sisi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan diberlakukan sejak pertengahan malam ini (5/7/2014) waktu setempat Mesir.

Kantor berita AS, CNN, memperingatkan masyarakat internasional akan kemungkinan memburuknya situasi di Mesir akibat politik tangan besi yang diterapkan penguasa terhadap kelompok islamis di negara tersebut, sebagaimana dikutip Memo Islam (4/7/2014).

Persatuan Warga Mesir di Luar Negeri Sedunia (Al-I’tilaf Al-‘Alamy Lil Misriyin Bil Kharij) melaporkan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dialami para muslimah Mesir anti kudeta dalam berbagai penjara di Mesir.

Mantan Jaksa Agung Inggris, Ken Macdonald, menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin (IM) adalah organisasi yang demokratis, hanya saja (dalam kondisi yang tidak menguntungkan) karena menjadi korban kudeta militer di Mesir.

Seorang pengunjuk rasa tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat pembubaran paksa aksi unjuk rasa di kawasan ‘Ain Syams, Cairo, oleh aparat keamanan pendukung kudeta pada Jumat (27/6/2014).

Kepolisian Mesir mengumumkan empat bom rakitan meledak di empat halte subway (Metro) Mesir di Cairo, Subra Khaima, Ghamra, Kubri Al-Qubah, dan Hilmiyah Zaitun, sebagaimana diberitakan Memo Islam (25/6/2014).

Seorang jurnalis, Louisa Loveluck, sedang berada di ruang sidang di Kairo. Saat itu jurnalis Al-Jazeera Mohamed Fahmy, Peter Greste, dan Baher Mohamed dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena telah memberitakan tentang Ikhwanul Muslimin di Mesir. Pengadilan rezim kudeta Mesir memandang hal tersebut sebagai sebuah kejahatan.