Topic Archives: As dan Konflik Timur Tengah

Surat kabar Bloomberg mengungkap adanya tekanan dari Amerika Serikat (AS) kepada Arab Saudi agar segera mengakhiri perang di Yaman dan pemboikotan atas Qatar.

Selain itu, laporan Kemenlu AS juga menyebut Iran sebagai “sponsor terbesar terorisme” melalui Garda Revolusi dan milisi Hizbullah Syiah Lebanon.

Pada awalnya pasukan Saudi-UEA akan melumpuhkan Pangkalan al-Udeid yang berisi 10.000 pasukan AS. Setelah itu, barulah pasukan akan mengambil alih Doha.

Washington berharap para sekutunya di Teluk dapat bekerja sama menghadapi aktivitas Iran.

Lebih dari itu, Doha tampaknya mendapat kemenangan besar dari krisis yang telah berlangsung satu tahun tersebut.

Namun tak disangka, kunjungan Trump Saudi itu menimbulkan polemik hingga saat ini, yaitu pemboikotan Qatar oleh Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir.

Dikutip surat kabar New York Times (NYT), Pompeo ke Riyadh dengan membawa pesan agar krisis Teluk segera diakhiri. Menurut seorang pejabat di Kemenlu AS, pesan itu disampaikan kepada Al-Jubeir, Sabtu (28/04) kemarin.

Saat berbicara dengan Raja Salman, kata salah seorang sumber, nada bicara Trump terdengar sangat tinggi. Trump juga memberi waktu tiga pekan kepada Raja Salman untuk mengakhiri krisis Teluk. Namun tidak ada penjelasan soal jawaban Raja Salman.

Isu Suriah tak luput dari pembicaraan kedua pemimpin negara tersebut. Bahkan Syaikh Tamim menyebut Presiden Suriah Bashar Assad adalah penjahat perang. “Kawasan tidak akan menerima dan membiarkan seorang penjahat perang yang telah membunuh setengah juta anak bangsanya,’ kata Syaikh Tamim.

AS disebut-sebut akan menggelar Konferensi Teluk-Amerika pada bulan ini. Arab Saudi dan UEA menganggap konferensi tersebut bertujuan untuk menyelesaikan krisis. Hal ini yang membuat dua negara itu menolak hadir.