Eropa

Sebuah survei baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran separuh warga Amerika terhadap masa depan hubungan luar negeri AS. Survei tersebut dilakukan untuk menilai kebijakan luar negeri Trump yang sudah berjalan 15 bulan.

Lavrov menerangkan, kedua negara tidak menghendaki eskalasi yang terjadi meningkat menjadi konfrontasi senjata.

Rusia menuding Amerika Serikat mendukung oposisi untuk mendirikan pemerintahan merdeka di Suriah selatan.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengakui serangan AS dan Sekutu ke beberapa titik di Suriah ‘tidak menyelesaikan apapun’.

Kepala Urusan Agama Turki menyarankan agar para Ulama menggunakan gaya kenabian yang moderat, indah dan merangkul semua dalam wacana dakwah keislaman.

Lebih lanjut, Bozdag menekankan, negaranya masih mendukung pelengseran Bashar Assad dari tampuk kekuasaan di Suriah.

Menurut Macron, ketakutan pada Islam adalah dampak dari merebaknya radikalisme dan ekstremisme. Padahal, imbuhnya, Islam yang sesungguhnya sangat jauh dari kekerasan.

Dalam keterangan resminya, Rusia menyebut AS sebagai negara yang memiliki persenjataan kimia terbesar, tak punya hak moral untuk mengurusi negara lain. Rusia juga menuntut Washington, London dan Paris untuk bertanggung jawab.

Menhan AS James Mattis menyatakan, tidak ada perluasan target dalam penyerangan yang bertujuan memberantas persenjataan kimia milik rezim Suriah itu.

Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mulai melancarkan serangan ke Suriah. Ketiga sekutu ini menegaskan, serangan hanya menargetkan tempat-tempat yang terkait dengan persenjataan kimia milik rezim Suriah.