Tiga orang Pembantu Senior Presiden Amerika Serikat menyeru Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) agar mengakui keberadaan Israel.

Saat ini sudah ada 65 hukum yang mendiskriminasikan warga Palestina di Israel dan warga Palestina dari Wilayah Pendudukan Palestina (OPT) atas dasar kepemilikan nasional mereka.

Parlemen Israel (Knesset) mengadopsi undang-undang yang mendefinisikan diri sebagai “negara bangsa Yahudi”.

Anggota Dewan Ulama Senior Saudi ini menyebut paham Wahhabisme hanyalah fiktif. Ia menyebut merekatkan Arab Saudi dan Wahhabisme merupakan fabrikasi politik.

Banyak hal yang membuat solusi dua negara untuk Palestina-Israel sulit terwujud. Seorang mantan staf di Kemenlu AS menawarkan solusi lain untuk memecahkan masalah inti di Timur Tengah tersebut.

Donald Trump mendesak Erdogan membebaskan pendeta AS yang ditahan Turki. Sementara itu, Amerika Serikat hingga kini enggan menyerahkan pimpinan FETO, Fethullah Gulen.

Lebih lanjut, Teheran dan Riyadh juga menyepakati pembukaan utusan diplomatik sementara untuk mengawasi para jamaah haji Iran.

Status keadaan darurat telah berlaku di seluruh Turki sejak dua tahun terakhir, tepatnya setelah upaya kudeta gagal 2016 lalu.

Sebagian besar media Israel menutupi alasan penangkapan Adnan Oktar alias Harun Yahya oleh Kepolisian Turki beberapa waktu lalu.

Laman berita itu menulis judul dengan kalimat “Dengan Masa Jabatan Keduanya, “Hitler Baru” Membawa Turki Menuju Keruntuhan Finansial dan Keamanan”.