Ketua partai oposisi Turki (MHP), Devlet Bahceli menegaskan, partainya siap mendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang.

DK PBB atas inisiasi AS menggelar sidang darurat membahas demonstrasi massa yang terjadi di Iran. Namun ditolak oleh Rusia, Cina dan Prancis, yang menyebut demonstrasi sebagai urusan dalam negeri Iran yang tidak seharusnya dibahas di DK.

Trump mengklaim bahwa Riyadh siap mengeluarkan dana untuk menghadirkan pangkalan militer AS di Saudi. Menurutnya, hal itu bertujuan untuk menggantikan pangkalan AS yang ada di Qatar. Selain itu, Trump juga disebut memberi izin pada Saudi untuk melakukan tindakan 'intimidasi' terhadap Qatar.

Moskow juga berpandangan, demonstrasi di Iran tidak membahayakan keamanan dan stabilitas internasional. Maka itu seharusnya tidak dibawa ke DK.

Sementara itu, Rouhani mengucapkan terima kasih kepada Erdogan atas perhatiannya pada Iran. Selain juga menyampaikan harapannya agar demonstrasi dapat berakhir sesegera mungkin.

“Keamanan dan stabilitas Iran bergantung pada rakyatnya. Ini beda dengan rakyat negara-negara sahabat Trump,” kata Zarif.

Sebelumnya, Presiden Korut menyebutkan, tombol nuklir senantiasa tersedia di meja kerjanya, dan bisa sewaktu-waktu ditekan. Bahkan ia kembali mengklaim, seluruh wilayah AS berada di dalam jangkauan rudal-rudal nuklirnya.

Dalam pernyataannya Ali Khameini mengatakan, “Lihatlah yang terjadi beberapa hari terakhir. Semua yang punya hubungan buruk dengan Iran, saling bahu membahu satu sama lain. Mereka adalah yang memiliki harta, mempunyai kekuasaan, memiliki senjata, dan lembaga intelijen.”

Sedang PM Zionis Israel, Benyamin Netanyahu, menyebut para demonstran sebagai para pemberani dan pahlawan.

Massa tampak menyuarakan kritikan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Iran. Mereka menuntut pemerintah menghentikan dukungan pada rezim Suriah, sekutu di Lebanon dan Gaza. Sebagai gantinya, massa mendesak pemerintah untuk lebih fokus pada situasi dalam negeri.