Perdana menteri Turki, Ahmed Davutoglu, menyatakan bahwa presiden Erdogan tetap akan mengunjungi Somalia Jumat (23/1/2015) besok, walaupun hari ini telah terjadi ledakan bom di ibukota Somalia, Mogadishu.

Tindak kekerasan kembali terjadi di Muzaffarnagar, Bihar, India. Seperti diberitakan Alukah, Rabu (21/1/2015) kemarin, warga Hindu melancarkan serangan terhadap keluarga-keluarga Muslim. Bahkan sebagian mereka dibakar hidup-hidup.

Besarnya pekerjaan memberantas terorisme, pemerintah melakukan rekrutmen pegawai baru sebanyak 2680. Perekrutan besar-besaran ini diharapkan bisa memberikan hasil kerja yang lebih baik.

Rumah sakit di kota Moadamieh, Rif Dimashq, Suriah, kembali menemukan kasus kelahiran bayi tidak normal. Kali ini ada 5 bayi yang dilahirkan cacat.

Duta besar Prancis di Khartum, Sudan, Bruno Hubert, Sabtu (17/1/2015) yang lalu, diusir dari sebuah konferensi pers. Pengusiran ini merupakan efek dari langkah majalah Charlie Hebdo yang kembali menerbitkan kartun-kartun menghina Nabi Muhammad SAW.

Rabbi Yahudi Brussel dan ketua persatuan lembaga-lembaga Yahudi Eropa, Menachem Margolin, meminta para menteri dalam negeri negara-negara Eropa mengamandemen undang-undang terkait senjata.

“Kami adalah orang Arab pemeluk Kristen. Muhammad adalah Rasul Allah untuk umat Islam dan seluruh orang Arab. Seluruh orang Arab akan membelanya.”

Mantan mufti Mesir, Dr. Ali Jumah, kembali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial bahwa ratu Inggris, Elizabeth II, adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Ratu ini tidak beragama Islam karena Inggris memaksa kakeknya dipaksa memeluk agama Kristen.

"Kita harus sadar, banyak sekali teroris di mana-mana, dan mereka tidak ada hubungannya dengan agama Islam sama sekali.”

Seorang warga Prancis keturunan Maroko meninggal dunia, Rabu (14/1/2015) yang lalu, di Vaucluse, Prancis bagian selatan, dengan 17 luka tusukan, akibat gelombang kebencian terhadap Islam yang sedang melanda Prancis dan beberapa negara Eropa akhir-akhir ini.