Dari pernyataan itu, Erdogan secara tidak langsung menjawab keraguan soal keterlibatan MBS dalam kasus tersebut. Di sisi lain, Presiden Turki itu tampak murka melihat para pemimpin dunia yang hadir di KTT G-20 seakan tidak tersentuh oleh pembunuhan terhadap pria 59 tahun itu.
Selain itu, sikap Ankara sejak awal kejahatan itu terungkap sudah sangat jelas dengan tidak main-main dalam menjalankan penyelidikan maupun penyidikan. Hasilnya, mata dunia terbuka lebar tentang sejumlah fakta yang kemudian mengarah pada satu kesimpulan tentang dalang di balik kasus itu yang disinyalir ada di istana Kerajaan Saudi.
Namun ternyata, kasus tersebut sama sekali tidak terbincangkan dalam KTT G-20 di Argentina lalu. Menurut Penasihat Erdogan, Yasin Aktay, hal itu disebabkan kematian Khashoggi tidak masuk ke dalam agenda yang akan diperbincangkan dalam Konferensi tersebut.
Sejumlah dugaan berseliweran dalam benak Aktay terkait tidak masuknya kasus itu dalam agenda KTT, mulai dari para pemimpin dunia yang memang tidak peduli, hingga masing-masing pemimpin yang hanya fokus pada permasalahan mereka seperti yang terjadi antara Amerika Serikat (AS), Cina dan Rusia.
Aktay melanjutkan, meski begitu Erdogan tetap berhasil membawa dampak kasus itu ke dalam dua hari pelaksanaan KTT. Hal ini tampak dengan terisolasinya MBS selama acara, banyak pemimpin yang enggan berjabat tangan dengannya, hingga posisinya yang tidak strategis saat sesi foto bersama.
“Dalam pidatonya, Erdogan tampak memberikan batas antara Arab Saudi dan MBS. Namun di sisi lain ia juga tidak lupa menyampaikan bab keadilan,” ujar Aktay. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: