Syaikh Qaradhawi mengatakan dalam suratnya, “Satu tahun dalam kurungan soliter di salah satu tahanan terburuk di dunia, putriku Ola al-Qaradhawi mendapatkan perlakuan buruk dan tragis, hak-hak dasarnya dirampas serta serangkaian penghinaan demi penghinaan.”
“Satu tahun dan kami menantikan hati-hati tenang tergerak, tidur terbangun, terbelenggu agar terbebas, mati agar hidup,” imbuhnya.
Syaikh melanjutkan, “Satu tahun berlalu dan ia jauh dari rumahnya, anak-anaknya, cucu-cucunya, ayahnya dan saudar-saudaranya, dalam sebuah sel soliter yang sempit. Ia tak mendapatkan hak-haknya, semua urusannya dibatasi dengan sengaja.”
“Mengapa? Karena ia anaknya Qaradhawi dan memegang warga negara Qatar. Tubuh lemahnya harus dijadikan pelampiasan balas dendam kepada Qaradhawi dan Qatar.”
Hari Selasa lalu Ola dikabarkan mogok makan. “Tujuannya untuk menghentikan penyiksaan, pembunuhan perlahan serta agar hukuman tragisnya dihentikan,” kata pengacaranya. Pengadilan Tinggi baru saja menambah penahanannya selama 45 hari.
“Sesungguh bayanganmu tidak pernah hilang dari anganku, ingatan tentangmu tak pernah hilang. Doa, sholat dan munajatku selalu memohonkan agar Allah membebaskanmu dari kaum dzolimin,” lanjut Syaikh Qaradhawi dalam suratnya.
“Aku seperti layaknya semua ayah, tergerak perasaannya, sakit hatinya dan banjir air matanya, setiap kali mengingat kondisi putrinya yang menderita ketidakadilan dan agresi.”
“Setiap manusia merdeka agar melakukan hal yang ia mampu untuk menyelamatkanmu dan puluhan ribu tahanan lainnya yang juga mengalami ketidakadilan bersamamu. Kepada Allah aku memohon, tidak ada kekuatan selain Allah Maha Tinggi dan Agung. Aku menitipkanmu dan suamimu kepada Allah, yang titipan itu tak akan pernah hilang,” pungkasnya. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: