Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Bin Salman: Ottoman, Iran dan Kelompok Teroris, Musuh Bagi Arab Saudi dan Mesir

Bin Salman: Ottoman, Iran dan Kelompok Teroris, Musuh Bagi Arab Saudi dan Mesir

Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud. (Aljazeera.net)

dakwatuna.com – Kairo. Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud, membeberkan tiga kelompok yang menjadi musuh bagi Arab Saudi dan Mesir. Menurutnya, ada tiga serangkai penjahat yang memusuhi Saudi. Sementara itu, ia menganggap pemboikotan terhadap Qatar sebagai masalah yang sangat sepele.

“Ottoman, Iran dan kelompok teroris, adalah tiga serangkai penjahat,” kata Bin Salman mengacu pada tiga kelompok yang selalu memusuhi Saudi dan Mesir. Hal ini ia sampaikan di hadapan 25 pelaku media pendukung Presiden Kudeta Mesir, Abdul Fatah As-Sisi, di Kairo, Senin (05/03).

Dilansir Aljazeera.net, Rabu (07/03/2018) Bin Salman berbicara selama dua jam membahas seputar musuh dan sahabat Saudi-Mesir. Selain itu juga tentang upayanya untuk mengubah wajah Saudi lebih baik sejak pengangkatan Raja Salman sebagai raja pada 2015 silam.

Menurut para hadirin, Bin Salman banyak menyerang Turki dan Iran dalam pembicaraannya. Ia juga disebut menggolongkan dua negara itu bersama kelompok teroris sebagai musuh Saudi dan Mesir.

Lamis Elhadidy, pemandu acara “Huna al Asima” pada chanel CBC, secara khusus membahas pertemuan Bin Salman dengan awak media tersebut. Hal ini juga ditegaskan oleh editor surat kabar Al-Shorouk saat dihadirkan dalam acara Elhadidy, Senin sore waktu setempat.

Turki, Khilafah dan Iran

Menurut Elhadidy, ada tiga serangkai penjahat yang disebut Bin Salman sebagai musuh. Mereka adalah Ottoman, Iran dan Kelompok Teroris. “Turki masa Erdogan menghendaki kembalinya sistem khilafah, Iran menggunakan Ikhwanul Muslimin untuk memantik revolusi, ada pula kelompok teroris yang kami perangi,” lanjut Elhadidy, mengutip Bin Salman.

Elhadidy menyebutkan, Bin Salman berbicara tentang Iran lebih secara panjang lebar. Saudi, tambah Bin Salman, berhasil menghalangi sepak terjang rezim Iran di manapun tempatnya. Ia juga meyakini bahwa Saudi punya pengaruh kuat di beberapa negara Arab, termasuk Irak.

Terkait Iran, Bin Salman menyebut negaranya berhasil menggagalkan skenario perang kedua yang diinginkan Teheran.

Sementara itu, para awak media yang hadir bersama Bin Salman tidak memberi keterangan lanjutan terkait penyebutan Turki dan perannya sehingga digolongkan sebagai musuh Saudi.

Masa depan hubungan Saudi-Turki dinilai memburuk oleh banyak pihak. Hal ini disebabkan keputusan chanel Saudi “MBC” yang menghentikan penayangan drama Turki. Sedangkan para petinggi MBC menegaskan, keputusan itu atas desakan dari Riyadh.

Terkait dengan Qatar, Bin Salma disebut berusaha tidak menyinggungnya terlalu dalam. Namun tetap saja tema ini menjadi perhatian utama bagi media baik di Mesir maupun Saudi sendiri.

Pemboikotan Qatar dianggap sebagai masalah sepele. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Penasihat Dewan Kerajaan Saudi, Saud al-Qahtani melalui akun twitter-nya.

“Saat bertemu awak media Mesir, Putra Mahkota menyebut isu Qatar dengan mengatakan “Aku tidak sibuk mengurusi itu sendiri. Itu cukup diurusi oleh pejabat setingkat menteri. Populasi penduduknya (Qatar, red) tidak sebanding dengan jalanan Mesir. Menteri siapapun mampu mengatasi krisis ini. Aku beritahu, bahwa isu Qatar ditangani oleh menteri luar negeri dan menjadi urutan ke-12 dari berbagai tugas-tugasnya”,”  tulis al-Qahtani. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 1.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization