Topic
Home / Pemuda (halaman 181)

Pemuda

Cermin Senja

Ada orang bicara besar, Tapi kaki melangkah kecil. Ada orang bernyali besar, Tapi tak ada podium kebanggaan. Ada orang bernada lantang, Tapi tak pernah menjamah kemenangan. Dan ada wajah berseri mekar, Tapi miskin hati buta mata.

Baca selengkapnya »

Mengapa Jilatan Anjing Dibersihkan dengan Tanah, Bukan dengan Air? [1]

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa keikhlasan beribadah menghendaki perintah dipatuhi karena ia diperintahkan syariat, dan larangan dijauhi karena itu kehendak syariat. Tahu hikmahnya atau tidak syariat tetap wajib dijalankan. Hikmah syariat tidak lain kecuali penguat terhadap kelayakan hukum tertentu untuk dilaksanakan. Olehnya itu, mengetahui kelayakan hukum tersebut untuk dijalani bukanlah tugas hamba. Akan tetapi, tugasnya sekedar mengerjakannya karena ia perintah dan meninggalkannya karena ia larangan.

Baca selengkapnya »

Ku Sedang

Ku merasa, kali ini, Ku tak ingin terlalu bertemu banyak wajah, Bergurau dengan banyak karakter, Bersapa dengan banyak penerimaan, Bermesraan dengan sejuta intuisi, Merindukan saat aku hanya sendiri, Hanya dengan Dia Yang Maha segalanya aku mau bercengkerama, Sungguh yang ku rindukan adalah linangan air mata, Air mata kesejukan, Oase dalam kegersangan jiwa, Dunia ini terlalu naif untuk ku pergauli.

Baca selengkapnya »

Evolusi Secangkir Kopi

Sinar keemasan menjelang siang itu menusuk perlahan ke lapisan epidermis kami yang telah lama berkawan dingin. Kebekuan yang biasanya membalut pagi tampaknya benar-benar telah pergi. Musim dingin tergantikan oleh musim semi. Sakura-sakura di sekeliling kampus sudah mulai bermekaran. Kelabu tak lagi menghiasi kanvas alam, telah diceriakan oleh warna-warni bunga yang bermekaran.

Baca selengkapnya »

Si Penyulut Api

Semua aroma ada di sini. Semua orang berpeluh dan mengeluarkan bau menyengat. Ditambah lagi dengan bau nafas yang sejak kemarin belum tersentuh odol dan sikat gigi. Aku merapatkan punggung ke dinding. Entah sampai kapan aku akan berada di sini. Terbayang wajah Ibu yang berpesan padaku untuk berhati-hati dalam perjalanan ke sekolah kemarin.

Baca selengkapnya »

Dialog Uang Dalam Kotak Amal

“Asyik... Asyik… aku masuk ke dalam kotak amal.” Goci berteriak senang. Ia pun langsung berbaur dengan uang-uang lainnya, ada si Sebi (seribu), si Gopi (lima ratus), si Sepu (Sepuluh ribu), si Dopu (dua puluh ribu), si Limbu (lima puluh ribu) dan si Sertu (seratus ribu). “Hai kawan-kawan. Senangnya bertemu dengan kalian di sini. Semoga kita bisa menjadi saksi dari orang-orang yang menaruh kita ke dalam kotak amal ini.” Goci menyapa semua uang di dalam kotak amal bening itu.

Baca selengkapnya »

Dzikir Persembahan

Jika tubuhku diam tanpa gairah, Jika mata ku lelah tak menatap, Jika kaki ku letih tak melangkah, Hanya dzikir persembahan kami. Jika hatiku bermuara pada gelisah, Jika pikiranku sejenak tak bermakna, Jika nafasku tersendat noda, Hanya dzikir persembahan kami.

Baca selengkapnya »

Tentang TV

Allahu Akbar…. Allahu Akbar….. “Alqa sayang, sudah Maghrib tuh. Ayo di matikan TVnya. Kita ke masjid yuk, shalat berjamaah.” Kata ayah Alqa. Alqa yang sedang asyik menonton program kesukaannya, menolak. “Alqa shalatnya nanti saja Yah. Tanggung nih filmnya lagi seru.” Jawab Alqa tanpa menghiraukan ajakan ayahnya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization