Topic
Home / Pemuda (halaman 179)

Pemuda

Hanya Untuk-Mu

Pagi berbisik padaku tentang melodi dunia yang mengalun indah, mengantarkan ayat-ayat kebenaran kepada jiwa-jiwa yang melapangkan dadanya untuk berpikir dan merasa. Sekian tawa renyah timbul tenggelam iringi fase kehidupan yang suatu saat nanti berhenti pada puncak dan tepinya.

Baca selengkapnya »

Alarm Surgawi

Alarm surgawi. Demikian sebutan yang kuberikan kepada Pak Didi. Mungkin terkesan sedikit berlebihan, tapi sebenarnya tidak juga. Setiap hari, aku dan sebagian besar warga kampung terbangun setelah mendengar lantunan shalawat Pak Didi melalui pengeras suara mushalla Baiturrohiim. Alhamdulillah, meski tidak semua warga akhirnya shalat berjamaah di mushalla, tapi lantunan shalawat Pak Didi menjadi awal yang indah untuk memulai hari.

Baca selengkapnya »

Pemegang Bara Api

Kau biarkan harga diri itu semakin menurun, hanya demi gengsi dan nikmat sesaat..., tak pedulikah kau nikmat abadi dari Tuhan...? Jika kau sedikit mampu mengendalikan nafsu itu sesaat... Kau bangga dengan kalung kemaksiatan, seolah tak tersentuh jahannam, kau hina kami yang diam, tak mau ikut terbenam, si katro yang tertinggal zaman...!

Baca selengkapnya »

DAKWAH, mendaDAK WAH!

Dulu gue anak gaul gitoe. Terus cowok yang ngajakin gue ngaji. Ih, tuh temen-temen ceweknya pake kerudung gwede banget kaya mukena yang dipake Enyak gue sholat. Nah, terus, cowoknya nih bejenggot. Nampak anggun ama celana kainnya, kagak pake jins kayak Si Badrun temen gue yang amburadul. “Ye, gue amah nggak pernah ngaji bro”... ngaji terakhir dulu pas keluar SD. Kemari-marinya nggak banget deh ngaji. Mending gue ngeband bareng the Gank.

Baca selengkapnya »

“Cinta Sesama”

Sobat... Jika dirimu ingin menang...berangkat, berperanglah, Kalahkan musuhmu, tikam ia dari belakang, Namun setelah itu resapi dan renungkan, Yang engkau dapat sanjungankah, atau pujian. Tidak, tidak sobat........ Kehidup bukan karena pertandingan, Bukan sekedar mendapat tepuk tangan, Atau harus saling menjatuhkan, Menghina, menyiksa dan menghantam.

Baca selengkapnya »

“Jagalah Mahkotamu”

Saudariku... Kau laksana rusa kecil yang cantik, Lincah dan memiliki warna yang menarik, Kau bagaikan sekuntum bunga sakura, Yang merekah sedap dipandang mata. Saudariku... Keindahan bola matamu yang syahdu, Mampu memberikan pancaran ke setiap kalbu, Bagaikan sinarannya batu permata mulia, Kedipanmu mampu menggetarkan jiwa.

Baca selengkapnya »

Kamu Cantik, Tapi…

“Aneh deh sama status teman kamu.” Kata Faiz sambil merengut mendekati kursi Naya. “Teman aku yang mana Iz? Emang statusnya bagaimana sampai bikin kamu bête?” Naya balik bertanya. “Bukan bête sih. Hanya merasa aneh saja. Itu tuh, si Raina. Statusnya itu isinya tentang wajah seseorang yang cantik atau tampan tapi tidak pantas untuk di pamerkan.” Faiz menjelaskan kepada Naya dengan tetap merengut.

Baca selengkapnya »

Kebaikan yang Menginspirasi

Bagai sebuah prasasti, nama Rohman dan Rohim terukir indah di hati, karena kebaikannya yang menginspirasi. Dua kakak beradik ini bukanlah kerabatku, bukan pula sahabat dekat, tapi kebaikan mereka akan selalu kuingat. Sembilan tahun yang lalu, Allah mempertemukanku dengan mereka melalui jalan yang tak terduga sebelumnya. Pak Rohman adalah pemilik toko spare part sekaligus bengkel motor, sedang Pak Rohim adalah pemilik rumah makan terkenal di kota kecil tempat kelahiranku.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization