Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Hanya Untuk-Mu

Hanya Untuk-Mu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (Klinik Fotografi Kompas)

dakwatuna.com

Pagi berbisik padaku tentang melodi dunia yang mengalun indah, mengantarkan ayat-ayat kebenaran kepada jiwa-jiwa yang melapangkan dadanya untuk berpikir dan merasa.

Sekian tawa renyah timbul tenggelam iringi fase kehidupan yang suatu saat nanti berhenti pada puncak dan tepinya.

Angin tak pantas obati lara sementara ruh di dalamnya hanya seperca kain hitam dalam belanga yang pekatnya tak lagi mampu ditembus oleh cahaya.

Aku susuri pantai ini, merasakan lembutnya pasir dan deburan ombak yang mengingatkan pada hari yang pasti kedatangannya.

Apakah kita baru akan menyadari ketika nafas hanya tinggal hitungan-hitungan yang seolah tak berarti?

Bahkan rasi gemintang pun tak pernah berhenti mengagungkan nama Tuhannya. Tuhan yang satu, yang tiada sekutu atasnya. Masihkah timbul keraguan di hatimu? Lalu siapakah tempat bersandar selain Dia?

Aku hanya ingin mendekati-Mu, seperti lompatan elektron yang melesat cepat buyarkan ikatan yang mengekang erat.

Aku hanya ingin mendekati-Mu, seperti degup jantung yang selalu temani setiap hembusan nafas hidupku.

Aku hanya ingin mendekati-Mu, seperti dua hati yang selalu ingin mengadu.

Aku hanya ingin mendekati-Mu, menenggelamkan segala macam fatamorgana.

Aku… hanya ingin dekat dengan-Mu. Bersama-Mu, hanya untuk-Mu.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (10 votes, average: 8.20 out of 5)
Loading...
Lahir di Bogor Tahun 1989. Dan saat ini tinggal di Taiwan Taiwan sebagai mahasiswa Master di NTUST Taiwan.

Lihat Juga

Sebuah Nasihat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Figure
Organization