Topic Archives: Penjajahan Israel di Palestina

Petinggi Hamas yang tinggal di Qatar itu dengan optimis menyatakan, bahwa kaum muslimin tidak pernah alfa dalam memberikan perhatian terhadap Al-Quds dan Palestina.

Erdogan kemudian menambahkan, perampasan terhadap hak-hak warga Palestina merupakan akar dari masalah yang ada di wilayah Timur Tengah, dan keputusan yang dikeluarkan oleh PBB tidak cukup untuk menyudahi kezaliman itu. Karena menurutnya, dalam faktanya keputusan itu dipengaruhi oleh siapa yang memiliki kekuatan dan bukan menjadi keputusan yang berkekuatan.

Ia kemudian mengingatkan bahwa paska 38 tahun perjanjian Camp David yang mendorong perdamaian, dalam prakteknya saat ini kesepakatan itu tidak lagi diindahkan. Menurutnya hal ini dikarenakan sikap Israel yang menginginkan tanah Palestina hanya menjadi milik satu negara yaitu negara Israel. Dan itu dibuktikan dengan pembanguan permukiman ilegal Yahudi secara besar-besaran di atas tanah Palestina dan pengusiran para penduduknya.

Pertemuan Arab-Afrika ke-4 yang digelar di ibu kota Equatorial Guinea, Malabo, sepakat untuk menuntut pencabutan blokade Gaza dan mengutuk yahudisasi yang terus dilakukan Israel di Al-Quds (Jerusalem).

Penjajah Israel kembali meluncurkan proyek pembangunan 500 unit rumah di kampung Ramaa Shlomo di Jerusalem (Al-Quds) Timur, yang menjadi proyek pertama setelah kemenangan Donald Trumph dalam Pilpres AS.

Pihak Israel menyebutkan penundaan ini dikarenakan adanya kecaman dari anggota parlemen berkebangsaan Arab, Ahmad Habibi yang akan mengajukan permasalahan tersebut ke Mahkamah Agung.

Otoritas penjajah Israel mengeluarkan keputusan untuk membangun tembok pemisah ini di sepanjang perbatasan Jalur Gaza. Pembangunan ini bertujuan untuk mencegah penggalian terowongan bawah oleh para pejuang Palestina yang selama ini berhasil menembus wilayah pendudukan Israel.

Utusan Palestina ini kemudian menjelaskan, tidak ada voting terhadap permintaan Palestina tersebut, yang ada hanya upaya maksimal dari pihak Palestina agar permohonan keanggotaan ini masuk dalam agenda sidang, namun ternyata keinginan itu tidak tercapai.

Sebagaimana yang pernah diberita sebelumnya, pihak UNESCO terlah mengeluarkan resolusi seputar Kota Tua di Al-Quds, ditegaskan bahwa kota tersebut adalah milik Palestina dan tidak memiliki hubungan sama sekali dengan penjajah Israel.

Kendati demikian, pihak Israel tetap membiarkan jalan itu terbuka untuk umum, dan tidak membuat jalan alternatif khusus bagi orang Yahudi ataupun menerapkan jadwal buka-tutup. Jalan khusus dinilai hanya akan memudahkan orang-orang Palestina untuk menargetkan sasarannya. Adapun kebijakan buka-tutup jalan, tidak dilakukan karena dinilai justru meningkatkan kemarahan dan perlawanan warga Palestina