Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 34)

Puisi dan Syair

Mimpi dan Subuhmu

Malam yang biasa, Namun mengapa kau bangun dengan perasaan gundah. Bagaimanapun, Engkau bukanlah seorang Ibrahim yang Hanif, Yang dalam mimpinya, Ia melihat dirinya akan menyembelih anak kesayangannya, Lalu di kemudian hari, Mimpi itu ia utarakan, yakini lalu dilaksanakan sebagai sebuah ketaatan seorang hamba pada Rabbnya, Ismail ternyata tetap di sampingmu dan kisahmu itu menjadi sebuah teladan yang indah.

Baca selengkapnya »

Cintailah Malam

Malam… Usah kau tanam benci kala dia jelang menyapa, Meski senyai gelapnya merutukmu bak pegam jelaga, Meski katupnya serangsangmu dalam jengat nan pekat, Meski hadirnya lumatmu dalam beribu lara masa berlena. Lihati… Serunai pecintanya menghalwa dalam senandung irama, Celupak belantik dan suraya berbusai hiasi dewangga cakrawala, Bulan sabit tiada keluh melintarmu berjumpa purnama.

Baca selengkapnya »

Pemuda Sejati, Meski Jomblo Tetap Syar’i

Pemuda sejati, meski jomblo tetap syar'i... Shalat lima waktu ditepati. Sedekah rutin tiap hari. Dengan orangtua sepenuh bakti. Membantu orang lain sepenuh hati. Meluaskan manfaat, ciri jati diri. Perannya sungguh berarti, selalu dinanti. Pemuda sejati, meski jomblo tetap syar'i... Senantiasa raih prestasi. Berikan yang terbaik untuk negeri. Mencintai ibu pertiwi sepenuh hati...

Baca selengkapnya »

Tausiyah Cinta

Cinta... Bagai purnama terangi sang gulita, cahaya mentari dipantul dengan jelita, Laksana kilau sang batu permata, Membentuk indah lewat tekanan derita. Cinta... Tersusun rapi layaknya bata, Terukir indah oleh hati yang tertata, Takkan goyah dengan kemilau harta, Takkan silau oleh rayuan tahta.

Baca selengkapnya »

Suara Ayah

Hatiku tegang mendengar suaramu, Intonasimu menyentak jiwaku, Jiwa yang lemah jadi kuat, Jiwa yang pecah menjadi menyatu. Kata-katamu adalah pedang yang siap menebas siapa saja, Pendirianmu seperti bangunan beton yang takkan goyah, Diammu mengandung misteri Perlu perenungan dalam memahami.

Baca selengkapnya »

Mencari Negara

Kudengar, Kulantunkan dan Kuresapi berkali-kali, Dan kudapati sebuah rasa, Ternyata kita amnesia, Atau mungkin kita yang terjebak Euforia. Di mana Indonesia Raya, Saat mereka di tembak, Saat mereka dipancung, Saat mereka di gantung, Di mana Negara? Ke mana daya dari Pancasila Ke mana Upaya dari UUD Sembilan Belas Empat Lima, Ke mana Asa dari Bhineka Tunggal Ika, Ke mana kuasa dari NKRI.

Baca selengkapnya »

Yang Menakluk Para Pemenang

Siapakah yang mampu, mengatur alur cerita kehidupan yang indah, Ketika ia bermula melalui awal yang tak terlukis, Pun, manusia mencoba mempelajari, Mereka hanya mengamati, tak kan pernah mampu melakukan sama. Di pentas kehidupan, Sang bayi suci menghirup udara sesak-hiruk, Udara yang tak lagi segar, t’lah terkontaminasi ulah-ulah tak beratur, Bumi yang ia singgahi kini kacau-balau, Setiap sudutnya dilanda kebingungan.

Baca selengkapnya »

Sendiri?

Bukan Putri Malu, Tapi Hatimu lebih sensitif dari Putri Malu, Tak Perlu disentuh seseorang, Karena Perasaan malu hadir dari Kepekaan Iman. Bukan sebatang Pohon yang tak memiliki Teman, Tapi Batang Selalu bersama dengan Akar di dasar, Lihatlah Pohon Kurma, Ia tumbuh secara tunggal, Walau hanya Dengan akar tunggal, Tapi daun dan buahnya yang menemani kehidupan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization