Puisi dan Syair

berjalan kesana-kemari mencari sensasi. untuk sebuah kasta tertinggi di negeri ini. sebuah kursi. tempat paling nyaman untuk memperkaya diri. juga bagi mereka yang ada di belakangnya membuntuti. para pencuri.

Aku tak mau tertangkap basah di hadapan Allah. Ketika tak menjalankan seluruh perintah Allah dan Rasulullah. Tak menerapkan agamaku secara kaffah. Sesuai firman-Nya nan indah.

Bersabarlah duhai kawan Tidak ada kehidupan jika tidak ada ujian Tidak kan ada kemenangan tanpa kesabaran Tidak akan ada keindahan kehidupan jika tanpa kesyukuran

Segera, Aktifkan niat taubat Silent maksiat Insya Allah hidup kan berasa nikmat Iman semakin mantap dan dahsyat

Biarkan, Aku pasrah akan semuanya. Aku sudah mulai bosan bermandikan dosa Bersarung maksiat Bertopeng Iman Dan berhias kepura-puraan.

Khilafah itu mendamaikan, bukan memecah-belahkan Khilafah itu menjayakan, bukan saling melemahkan Khilafah itu mengajak kepada iman, bukan mengkufurkan Khilafah itu cahaya mendamaikan, bukan menjadi rasa takut di sanubari orang.

Terselip luka menganga oleh sayatan penyesalan Dalam letupan sadar, hati bertanya Berapa banyak peristiwa yang tertangkap itu menguap? Berapa banyak data yang didapat itu tergulung usang dan kemudian terlebur begitu saja?

Malam adalah pengaduan Dan bangkit dari kehampaan, dari kesia-siaan Di sana, kita akan temukan jawaban Nikmati malam-malam nan panjang Jangan hanya kau gunakan untuk dengkuran demi dengkuran

Dulu ini tak ada, Tak tahu harus kusebut ini apa, Muncul begitu saja tanpa sapa, Mencengkeram kuat tempat bersemayam asa, Tak berwujud tapi ada, Bukan benda bukan kata, Yang ada hanya rasa.

Heran aku melihat kalian Ada yang berani meninggalkan tugasnya sebelum usai Tidakkah ia sadar? Rakyat telah memilih dan mengupahnya Lalu, ia tinggalkan suara rakyat karena patuh pada satu orang Siapakah satu orang ini? Sehingga ia bisa butakan nurani?