Cerpen

Pernah melihat naik motor boncengan 4 orang?. Haha...aku hanya bisa tertawa ketika merasakan dan membayangkannya kembali. Pada saat itu, kami lagi beranjuk atau bahasa indonesianya lagi bermalam disalah satu rumah teman.

Telah kujelajajahi selama 2 bulan di SDN Jampang 04 Kec Kemang Kab Bogor. Tak pernah kutemukan siswaku mengikuti upacara yang diadakan setiap hari Senin dengan pengibaran bendera,

Menggunakannya adalah harta yang paling berharga bagiku. Aku harus mempertaruhkan harga diriku agar aku bis agar aku bisa mencium wangi syurga-Nya

Bulan Ramadhan, bulan mulia yang penuh akan rahmat dan maghfirah. Bulan dimana dibukakan pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu semua syaitan

Sms yang kuterima pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Entah siapa pemilik sms itu, tapi yang pasti itu membuatku semangat untuk menyusun puzzle kehidupanku.

Desa Kedung bermandikan air hujan. Udara dingin menyatu bersama harum tanah yang timbul akibat guyur hujan. Pohon-pohon rindang menari menyambut gembira air keberkahan yang turun dari langit.

Seperti biasa. Hari ini matahari terasa terik. Panas menyengat membebani. Peluh keringat membasahi sekujur tubuh. Maklum. Ruangan sidang tak seluas gedung aula utama dengan pendingin udara.

Pagi itu, adek tampak termenung di depan kalender yang terpajang di tengah ruangan, setelah beberapa menit yang lalu memelototi TV di kamarnya.

uara rintik hujan yang sedari pagi belum berhenti, menemani zahrah menghabiskan waktu liburnya di kamar, hari itu sekolah sedang libur. Seharian ia betah di kamar, sesekali ia mengulang hafalannya

Aku pernah bertemu dengannya sebelum hari itu terjadi. Aku juga tidak faham bagaimana hal itu bisa terjadi. Pertemuan dengannya seakan begitu cepatnya melesat bagai busur panah yang lepas dari panahannya.