Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Sani Si Pemotor Handal

Sani Si Pemotor Handal

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

pink motor pindakwatuna.com – Pernah melihat naik motor boncengan 4 orang?.  Haha…aku hanya bisa tertawa ketika merasakan dan membayangkannya kembali. Pada saat itu, kami lagi beranjuk atau bahasa indonesianya lagi bermalam disalah satu rumah teman. singkat cerita..ada suatu masalah yang membuat salah satu teman kami tak mau mengantarkan kami pulang hingga ke rumah masing-masing, karena alasannya ia sangat marah pada kami. Ada apa yacchhh?? hohoho…ia marah karena kami bak seorang puteri yang tak mau membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Padahal ia telah mengatakannya beberapa kali untuk membantu menyelesaikannya. Tapi apa yang terjadi…gublakkk..suara lemparan ember yang  dikenainya ke dinding kamar mandi saat dia menyelesaikan tugas rumahnya itu. Padahal kami telah memintanya mengantarkan kami pulang karena pada saat itu, kami hanya menyewa satu motor dan motor yang satu lagi adalah motor milik induk semangnya. Jadi, kalaupun mau pulang…yachh, harus menunggunya sampai selesai dia mengerjakan pekerjaan rumah tersebut. Tapi dari jam 8 hingga jam 11.30 WIB tiba, ia tak kunjung ada i’tikad baik tuk mengantarkan kami pulang. Alhasil salah satu teman mengatakan, ayolah..kapan mau mengantarkan kami pulang?, tanya salah satu teman kepadanya. Dan karena marahnya yang sudah diredamnya 1 harian itu pun tertumpahkan dengan sangat keras dan meledak-ledak. Alhamdulillah, lemparan barang yang dikenainya ke dinding tidak ia kenakan pada salah satu di antara kami. Dan parah lagi menurutku, kami pun tak dapat jatah makan pagi dengan suguhan yang berasal dari dalam rumahnya itu. Lucu, gemas dan sangat menjengkelkan karena baru kali pertama dilakukan seperti itu. Ckckckc, sabar ya….semua ada hikmahnya dan ini baru awal dari perjalanan kita di negeri laskar pelangi ini kawan. Walau gimanapun, dia adalah teman kita, jelek dan buruknya dia adalah teman kita. Jadi sabar-sabar saja ya kawan…senyumku terkulum pada mereka.

Perasaan dibonceng dengan empat orang yaitu, deg-degan..apakah bisa ya…?. Apa sani gak akan terjatuh saat mengendarai kami sebanyak 3 orang ini, hua hua hua.. rasa itupun menghampiri aku dan dua orang temanku. Mungkin orasng berfikir, bahwa ini pengendara benar-benar tidak taat aturan kendaraan…atau dibilang gila atau bahkan aneh. Semua mata menujui ke arah kami, pada saat motor melaju di depan jalan raya. Alhamdulillah jala-jalan yang kami lalui tak memiliki jalur lampu lalu lintas jadi tak melanggar aturan yang biasa aturan tersebut hanya berada di kota. Namun, dari segi keamanan tetap saja apa yang kami lakukan adalah kesalah pelaku pengendara sepeda motor. Namun, apalah nak dikate hanya itulah yang bisa kami lakukan sebagai seorang manusia biasa.

Rasa apapun itu bercampur menjadi satu dikala kami bersama dalam satu motor. Motornya juga tidaklah begitu baik fisiknya, beberapa bagiannya harus diikat dengan tali rafia yang dihubungkan ke stang agar tidak lepas saat dikendarai, apalagi kaca spion jga tak ada satu pun. Dan di tambah kemaren juga bannya baru saja di ganti karena sudah sangat kempes. Entah perasaan apalagi yang harus aku sebutkan kesal, marah, lucu, mau nangis dan sepanjang perjalanan, kami hanya bisa menggerutu melihat sikap seorang teman yang tega membiarkan kami berkendaraan empat orang dengan satu motor yang jarak perjalanannya dari simpak pesak-air asam dengan meemakan waktu samapai 2,5 jam. Bokongku pun sering mengalami hentakan dan bahkan aku sampai kehilangan pegangan dan hampir beberapa kali terbang karena yang baku duduki adalah pegangan bagian belakangnya motor. Tapi rasa sakit itu tidak ku indahkan, kufikir dari pada tidak pulang dan beranjuk lagi di rumah seorang teman itu lebih baik pulang dengan berkendaraan bersama 3 orang temanku ini dan merasakan ni’matnya duduk saling sempit dan berdesakan dengan kelucuan yang terjadi.

Kami hanya bisa memuji sani sebagai pengendara motor yang membawa kami pulang terutama aku. Karena aku adalah tempat rumahku yang paling dekat dengan rumahnya temanku yang di simpang pesak itu. Rasa kagum tak henti-hentinya kami ucapkan kepada sana. “ kalau gak ada sani entah gimana nih nasib kita”, masak kita harus tunggu-tungguin di tempat itu”, ujar aku dan teman ku.

Untuk mengendarai motor dengan membawa boncengan ada 3 orang plus dirinya sendiri yang totalnya adalah 4 orangpun disusun dengan sangat rapi. Tak semua orang mampu mengendarai motor dengan 3 penumpang yang di bawanya. Harus punya keseimbangan ketika belok juga harus seimbang, dan juga ada lubang apalagi…harus perhatian ke teman yang ada di belakang. Bisa-bisa teman yang paling belakang meloncat karena dudukpun hanya di tempat pegangan motor.

Suasana saat itu adalah suasana yang paling dramatisir dan paling menakjubkan bagiku, bagi teman-teman yang lain juga. Kalau saja teman kami tak marah kepada kami…, tak akan pernah terjadi hal yang seperti ini. Hingga jantungku hampir copot dan saat itu aku hanya memasrahkan diriku pada Illahi jika saja terjadi hal-hal yang diluar skenario aku dan teman-teman. Apakah kecelakaan, ban kempes atau bocor menjadi hal yang sangat aku khawatirkan. Alhamdulillah, Alloh berencana yang terbaik saat itu hingga kami sampai tujuan yang pertama yaitu di rumah dinas ku Dusun Air Asam.

Adzan dzuhurpun berkumandang dengan lantanngnya, tapi kami maasih berada di jalan pada saat itu. Sehingga panggilanNya pun belum tertunaikan. Lompatan-lompatan dan banyanya orang yanng melihat kami menjadihal yang sangat menarik. Apakah kami ini bahan tontonan? Ataukah kami ini lucu di mata mereka hingga motor yanng telah melewati kami pun..terheran-heran dengan diputarkannya kepalanya kebelakanng karena anehnya melihat apa yang telah dilewatinya baru saja. Aku senyum-senyum saja melihatnya. Bukan satu motor saja yang menganggap apa yang kami lakukan itu aneh tapi beberapa motor ataupun mobil juga melakukan hal yang sama…ckckck, seperti badut atau tontonan saja ya yang ada di jalanan. Biarlah kataku dalam hati, ini hnya sementara..toh apa yang terjadi sekaang semoga hanya kali ini saja terjadi dan hanya sekali saja kita melewati ini dengan segala kelucuan, keanehan, kelelahan, kekecewaan dan segenap rasa yang menumpuk di beban, masih ada pundak-pundak yang bisa menggapai beban yang terasai oleh kita. Masih ada kaki-kaki yanng sanggup berjalan menyelusuri panjangnya perjalanan dari Simpang Pesak hingga ke Air Asam dan letihnya tangan-tangan menggapai apa yang ingin tersampaikan dengan pesan-pesan perjalanan hidup. Senyum kembali kusimpulkan. Kukatakan pada alam, perjuangan ku disini..inilah saatnya aku menunjukkan pada dunia siapa aku dengan apa yang aku dan teman-teman lakukan dengan penjelajahan yang sangat menyemai hubungan kita dengan alam.

Hampir satu setengah jam perjalanan sama-sama kami rasakan bahwa inilah ni’mat kebersamaan yang terasai dengan berhembusnya angin yang bertiup dengan kencangnya dan semilir ilalang-ilang yanng terhampar luar di sabana padang tandus nan gersang penuh dengan terik mentari yang selalu menyapa pagi dengan semangat dan belum pernah lelah hingga hari akhir yang telah ditentukan oleh-Nya.

Di kelilingi oleh angin yang sepoi dan dedauan serta mentari yang semakin teriknya, membuat wajah dan tubuh mengeluarka keringat yang semakin berlebihan dan tercurah dengan sangat banyaknya. Bayang-bayangan SDN 4 Dendang sudah berada di depan mata, namun aku lupa dengan lika-liku perjalanan yang mengarah ke desa Balok..hehe, aku adalah orang yang paling sulit untuk menghafal jalan bila masih dilalui 1 atau 2 kali. Dudukku pun semakin tak nyaman dan penuh dengan kesempitan. Aku membeyangkan bagaimana jika saja aku dan teman-teman salah satunya ada yang jatuh karena keseimbangan dalam duduk. Pastinya akan kacau dunia persilatan.

Hela nafaspun terbayarkan dengan danya bayangan  dan ciri-ciri bahwa SDN 4 Dendang telah dekat. Dari yang aku kenal dengan, ciri Air Asam telah masuk. Alhamdulillh, akhirnya fatamorgana ataupun pelangi tak terlihat oleh ku hingga rumah bu Mar pun terlihat, akhirnya baru ada rasa lelah kini dibayar dengan kita nyampe terlihat dari apa yang kita lakukan yaitu istirahat dan melepaskan segala beban yang ada di pundak untuk memecah segala kebekuan yang ada. Itirahat juga tak bisa lama karena sholat dzuhurpun belum ditunaikan dengan segala rasa syukur atas ni’mat yang diberikan Illahi. Selesai sholat, akupun kasihan dengan teman-teman yang lelah dan kelaparan itu…kuberikanlah makanan ringan dan minum untuk mereka. Karena kulihat, wajahnya sudah sangat tidak bergairah,  karena tenagapun tak lagi ada menghampiri tubuh munggil mereka. Setelah istirahat dan makan makanan yang paling tidak mengganjal perut yang sedikit itu, menjadi sumber energi baru untuk melakukan perjalanan selanjutnya. Hehe..semoga kalian baik-baik saja hingga samapai ke tujuannya masing-masing dan dalam keadaaan baik-baik saja. Pelan-pelan ya san….do’aku semoga Alloh meridhoi perjalannnan kita pada hari ini aamiin ^_^.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Guru SDN 4 Dendang Belitung.

Lihat Juga

Kendaraan Sebuah Gagasan

Figure
Organization