Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 13)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Ketika Malaikat tak Bersayap pun Terbang Pergi

Ilustrasi. (Foto: rawmavy.deviantart.com)

Kami bagai anak ayam yang kehilangan induknya, ketika Ibu meninggal. Tidak aku dengar lagi suara lembut yang menjadi alarm tidur bagi kami. Tidak aku lihat lagi senyum hangat yang menyapa kami di pagi hari. Tak pernah aku rasakan lagi sarapan buatan tangannya. Tak kudapati lagi usap halus tangannya, yang mengusap kening kami ketika lelah pulang sekolah menghampiri.

Baca selengkapnya »

Apakah Ini Cinta?

Seolah langit runtuh mengenai tubuhku, bahkan hatiku seperti remuk dan hancur berkeping setelah menerima kabar bahwa ia menolak lamaranku. Menolak aku sebagai suaminya, menolak aku sebagai pujangga hatinya. Sesakit inikah ketika lamaranku ditolak oleh seorang yang sejak dulu kujaga hati ini hanya untuknya.

Baca selengkapnya »

Cermin untuk Jodoh

"Nduk, ikhtiar seseorang dalam mencari jodoh itu ya cuma dua. Doa dan memantaskan diri. Coba sekali lagi An-Nur ayat 26 nya dibaca. Yang baik itu untuk yang baik. Lha kamu, habis cerita bla bla bla lebihnya si Faris, tapi ibuk tanyain, gak ada satu jawaban pun yang kamu bilang iya, sudah. Semuanya belum. Bercermin kui penting anakku sing ayu dewe. Pesen ibuk yowislah, ikhlaskan Faris. Allah itu baik nduk. Dia ngasih kamu kesempatan lebih lama untuk memperbaiki diri, untuk lebih ikhtiar, biar kamu juga bisa dapat yang sama, bahkan mungkin lebih dari Salman Al Farisi. Ikhlas nduk, ikhlas..”

Baca selengkapnya »

Memoar Tentang Ayah

Bus yang membawaku pulang ke kampung terasa begitu sangat lambat. Pukul tiga sore aku sampai di rumah. Kulihat orang kebanggaanku itu terbujur kaku. Kubuka penutup wajahya. Wajahnya masih seperti dulu. Tidak ada yang berubah. Air mataku jatuh. Kau telah pergi sekarang. Tapi kau tetap menjadi orang kebanggaan. Kau bukan siapa-siapa seperti layaknya ayah teman-temanku ketika aku kecil. Tapi bagiku kau ayah yang luar biasa.

Baca selengkapnya »

Si Pembohong Berdarah Biru

Berbohong adalah dosa besar. Karena berbohong berarti menyalahi norma-norma agama. Seorang pembohong biasanya akan sulit dipercaya orang lain, karena ia telah berbohong tentang sesuatu yang ia lakukan atau mengingkari janji yang dibuatnya. Maka dari itu, betapa pentingnya sebuah kejujuran. Walaupun sebenarnya memang tidak mudah untuk bersikap jujur atau menerapkan kejujuran itu dalam kehidupan sehari-hari kita.

Baca selengkapnya »

Setitik Cahaya Kota Quds

Pagi itu aku jalan-jalan menyusuri kompleks menara Kudus bersama Rasyid dan Adiknya sambil membawa dagangan tasbih. “Mbak mau jalan-jalan ke mana?” tanya Rasyid. “Aku ingin kembali ke masjid itu lagi, masih banyak yang belum ku ketahui di sana” jawabku sambil mengutek-ngutek kamera. Tiba di depan gapura, mataku terbelanga melihat ketinggiannya. “Menara Kudus ini memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10x10m. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. Dua puluh buah di antaranya berwarna biru berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma.” Rasyid menjelaskannya begitu detail, seakan dia mengerti rasa keingintahuanku. “Masjid ini juga dibuat merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu, karena jaman dahulu kala kota Kudus ini mayoritas beragama Hindu”. Ucap Rasyid.

Baca selengkapnya »

Hilang di Pesta

Terjadi kepanikan luar biasa. Orang-orang yang pertama berlari adalah penduduk yang rumahnya terletak di dekat bukit. Mereka teringat anak istri yang mereka tinggal di rumah. Seribu bayangan tentang kematian menguasai pemikiran mereka. Mereka tak lagi peduli dengan hujan yang teramat deras, serta sendal yang tak sempat mereka kenakan atau batu tajam yang mereka langkahi. Mereka lari secepat mungkin, berharap keluarga mereka selamat. “Pak Lurah, bagaimana ini? Bagaimana jika ada warga yang meninggal?” Li’in nampak begitu panik. Ia gamang antara ikut berlari atau tetap tingal menemani pak lurah yang kini diam mematung dan kemudian jatuh terduduk di kursinya.

Baca selengkapnya »

Bukan Lelucon

Aku, aku tak ingin bertemu Tuhan dalam keadaan seperti ini. Iya, sungguh, aku percaya Tuhan. Aku tidak akan main-main lagi. Aku percaya Tuhan. Tapi, apa Tuhan mau bertemu denganku? Mungkin Dia hanya akan mengirim malaikat-Nya untuk menyiksaku dengan siksaan yang teramat pedih. Lebih pedih dari ajal yang tengah menjemputku. Lebih pedih hingga anak-anak menjadi tua ketika menyaksikan siksaannya. Terlebih lagi, ketika hari akhir kelak, dia akan memasukkanku dalam siksaan yang tak berujung. Pada besi-besi yang membara, pada nanah-nanah yang mendidih, pada bau-bau busuk yang menusuk, pada mati yang tak pernah mati. Sungguh, aku tidak mau. Tuhan, aku mohon, tunda ajalku.

Baca selengkapnya »

Segores Luka dalam Sepotong Senja

Aku kembali mendapatkan energi dan nutrisi bukan hanya dari petani akan tetapi dari berbagai teknisi termasuk sang pemilik lahan (Allah SWT). Setiap harinya aku disibukkan dengan terus memperbaiki diri. Aku ingin membuktikan bahwa aku memperbaiki diri untuk mempersiapkan pertemuanku dengan-Nya bukan untuk dipuji olehnya. Aku mendapatkan banyak pelajaran dari kejadian ini. Bahwa kita jangan mudah mengharapkan dan memaknai perlakuan baik dari orang lain. Bersikaplah sebiasa mungkin dan sesederhana mungkin. Namun, berpikirlah sejauh mungkin dan berkreasilah sebanyak mungkin.

Baca selengkapnya »

Lelaki Senja

Senja, masih dalam keanggunannya. Siapa yang takkan terpesona pada kemolekannya. Tak terkecuali lelaki yang banyak orang bilang gila itu. Ia juga sangat menyukai senja. Bahkan sangat mencintainya. Bagaimana caranya menikmati senja. Prilaku romantisnya pada senja. Ia benar-benar tergila-gila. Sore menjelang senja itu, ia kembali hadir. Rambutnya sudah semakin panjang dan menutupi telinganya. Masih seperti hari-hari kemarin, rambut itu dibiarkanya tak tersisir. Juga dengan celana jeans belel dan jaket kumalnya yang tak pernah berganti. Ia berjalan menuju batu itu. Orang-orang masih memandangnya dengan tatapan aneh. Mencaci maki hingga menyorakkinnya dengan sebutan orang gila.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization