Dalam wawancara itu, Bin Salman secara langsung mengakui legitimasi Israel atas tanah Palestina. Bahkan ia menuding Hamas sebagai ancaman bagi keamanan nasional Saudi.

Presiden Amerika Serikat, Donald  Trump, mengomentari saran Putra Mahkota Saudi yang menyebut pasukan AS hendaknya bertahan di Suriah. Menurut Trump, jika ingin-nya seperti itu, maka Saudi harus membayar.

Selain itu, Putra Mahkota Abu Dhabi Muhammad bin Zayed juga turut membantu langkah Bin Salman. Tampaknya Bin Zayed melihat Bin Salman sebagai sosok yang penuh gairah dalam melawan musuh-musuhnya.

Yildirim menyebut bertanggung jawab untuk mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan. Katanya, “Kami bertanggung jawab membantu manusia seperti ajaran keyakinan kami.”

“Besok (hari ini, red) kami bersama sahabatku Presiden Rusia akan meletakkan batu pondasi proyek PLTN Akkuyu,” tulis Erdogan melalui akun twitter pribadinya.

Selain itu, Bin Salman juga berpandangan bahwa Israel punya hak atas tanah Palestina. Menurutnya, rakyat Palestina dan Israel berhak untuk hidup di tanah mereka.

Harus diakui, Turki merupakan satu-satunya kekuatan yang benar-benar memberantas teroris di Suriah. Terkait penyerahan wilayah yang dibebaskan, tampaknya Turki telah berpengalaman melalui operasi militer sebelumnya.

Menurut UNRWA, Qatar mengucurkan dana bantuan sebesar 50 Juta Dolar dalam konferensi tingkat menter di Roma baru-baru ini. Jumlah tersebut menempatkan Negara Qatar sebagai penyumbang terbesar untuk pengungsi Palestina.

Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyah, menyebut zionis Israel berniat membunuh seluruh demonstran pada Hari Bumi, Jumat (30/03) lalu.

Petugas Senior di Militer Israel menyebutkan pihaknya akan tetap menjalankan kebijakan penembakan di Jalur Gaza. “Kami akan terus menyerang para demonstran seperti yang kami lakukan pada Jumat lalu,” katanya.