Yusuf yang dikenal sebagai seorang penyair dan juga aktivis politik menulis sindiran kepada rezim As-Sisi melalui statusnya di jejaring sosial facebook. "Tak masalah ada puluhan atau bahkan ratusan kedutaan asing yang tutup di Mesir, yang penting kedutaan Israel masih tetap buka." sindirnya.

Sami Abu Zuhri, jubir resmi dari gerakan Hamas mengatakan, pernyataan dari faksi Fatah ini memposisikan Hamas bukan sebagai pihak yang bersalah atas ditutupnya penyeberangan Rafah seperti yang dituduhkan oleh Otoritas Palestina selama ini.

Aliansi Yahudi dan Pemukim Ilegal Radikal Yahudi itu melakukan pergerakan melalui internet, dengan menyertakan beberapa organisasi pemukim Yahudi, agar jejaring mereka dapat menghadirkan lebih banyak lagi kaum Yahudi dalam ikutserta menyerbu masjid suci Al-Aqsha. Pengerahan massa ini mereka lakukan di hari memperingati hari raya Ibrani, Hanuka yang jatuh pada tanggal 17 Desember.

Sebagaimana yang dilansir oleh kantor berita Reuters, bahwa rencana penyerangan yang dilakukan oleh orang tak bertanggungjawab ini adalah penyebab utama dibalik tutupnya beberapa keduataan asing di Kairo.

Kerry tidak menyebutkan negara Arab mana saja yang ia maksud, namun ia memastikan negara-negara tersebut sudah menjalin perdamaian dengan Israel. Kedepannya, menurut Menlu AS ini, bersama Israel, negara-negara Arab itu akan bahu-membahu dalam menghadapi teroris seperti Hamas, ISIS, Organisiasi Pembebasan Syam (salah satu faksi Oposisi di Suriah) dan juga Kelompok Bokoharam yang ada di Nigeria.

Manshur kemudian menambahkan, di saat bersamaan Mahmud Abbas melakuan penangkapan secara meluas di Tepi Barat terhadap anggota Hamas, dengan tuduhan berupaya untuk meletupkan kembali intifadhah di Tepi Barat. Ia kemudian menyebutkan bahwa Abas tersandera dengan kepetingan dan berada di bawah pengawasan Israeal. Para pemimpin itu menurut Manshur sedang berlomba-lomba untuk menjadi pelayan bagi Israel dan bukan menjadi pelayang bagi rakyatnya.

Dengan UU "Negara Yahudi" ini gudang persenjataan Amerika akan mengalami penambahan anggaran, dari semula 200 juta USD menjadi 1,8 Milliar USD. Untuk saat ini persediaan senjata di gudang tersebut berkurang karena dimanfaatkan militer Israel dalam mengagresi Jalur Gaza. Dengan penambahan anggaran ini pihak Pentagon berencana untuk memenuhi kembali persenjataan di dalam gudang tersebut.

Berdasarkan kesaksiannya, Gilbert menyebut apa yang terjadi di Gaza adalah pembantaian massal, yang secara telanjang disaksikan oleh dunia internasional. Ia kemudian bertanya, dimana para pemimpin Arab? "Sebagian besar dari mereka justru membisu melihat pembantaian ini, kenapa mereka tidak bersatu padu untuk menghentikan sumber minyak mereka ke AS untuk menekan Israel.?" tanya Gilbert.

Terkait dengan Husni Mubarak, Syaikh Al-Qaradhawi menilai ia sebagai perpanjangan musuh umat dan bangsanya, membantu para musuh dan mendapatkan restu dari Zionis Israel. Mubarak bagi Israel adalah orang yang tepat dan berada di posisi yang sangat strategis. Al-Qaradhawi kemudian menyebut masa yang tengah dilewati oleh rakyat Mesir sekarang sebagai masa-masa kelam yang terjadi di dalam sejarah dunia modern, masa yang penuh dengan beragam kesulitan dan penderitaan.

Cara menikam dengan senjata tajam dan menabrakkan mobil ke arah kerumunan pemukim ilegal Yahudi merupakan cara baru, dan ini mereka lakukan dengan inisiatif pribadi tanpa ada komando dari faksi perlawanan tertentu. Ini juga merupakan jawaban atas penistaan yang dilakukan Israel terhadap masjid suci Al-Aqsha