“Permusuhan Sudan dan Israel bersifat ideologis dan keagamaan, itu akan tetap berlanjut hingga hari kiamat tiba,” kata Jumah dikutip dari Aljazeera.net, Rabu (28/11/2018).
Hal senada juga disampaikan oleh partai berkuasa di negara itu, National Congress. Kepala Biro Politik National Congress, Abdulrahman al-Hadr membantah semua isu yang menyebut adanya upaya rekonsiliasi Sudan dengan Israel.
Al-Hadr menyebutkan, partainya sama sekali tidak membicarakan upaya rekonsiliasi tersebut.
Isu rekonsiliasi Sudan dan Israel dihembuskan pertama kali oleh Presiden Chad Idriss Déby yang saat ini sedang berada di Israel. Disebutkan, ia mengaku siap menjadi mediator antara kedua negara.
Channel II Israel juga mewartakan, Sudan akan menjadi negara berikutnya yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: