Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Negara-negara Eropa Dukung Penuh Turki Usut Tuntas Kasus Khashoggi

Negara-negara Eropa Dukung Penuh Turki Usut Tuntas Kasus Khashoggi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Polisi masuk ke dalam Konsulat Saudi di Istanbul. (dok. anadolu)

dakwatuna.com – Madrid. Negara-negara Eropa mendukung penuh Turki untuk menyelidiki dan menginvestigasi kasus hilangnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi. Khashoggi diketahui menghilang setelah masuk konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Sejalan dengan permintaan negara-negara Eropa kepada Turki, Eropa juga meminta kepada Saudi hal yang sama. Negara-negara Eropa meminta agar Saudi bisa transparan dan mendukung investigasi kasus hilangnya Khashoggi.

Negara-negara Eropa secara bergantian telah menyatakan perhatiannya terhadap kasus ini. Jerman dan Prancis secara bersamaan melalui juru bicara kementerian luar negerinya mengucapkan prihatin dan belasungkawa atas kasus hilangnya jurnalis Saudi ini.

Sehari setelahnya, Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, langsung melakukan panggilan telepon kepada kerabatnya, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir. Hunt meminta kepada al-Jubeir agar bekerjasama dengan pemerintah Turki mengusut tuntas kasus Khashoggi.

Di hari yang sama (9/10/2018), juru bicara Uni Eropa, Carlos Martin Ruiz de Gordejuela, mengatakan bahwa Uni Eropa memantau perkembangan kasus hilangnya jurnalis Saudi tersebut. “Uni Eropa menunggu konferensi pers dari pemerintah Saudi tentang kebenaran kasus jurnalisnya yang hilang.” ujar Martin.

Dua hari berselang (11/10/2018), giliran juru bicara Uni Eropa lainnya, Maya Kosianicic, yang angkat bicara. Maya memaparkan bahwa pejabat tinggi Uni Eropa telah menghubungi pemerintah Saudi dan meminta agar Saudi transparan dan terbuka tentang kasus Khashoggi ini.

Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, sehari setelahnya (12/10/2018) mengatakan, “(Jerman-red) Ikut berpartisipasi mencari kejelasan kasus hilangnya Khashoggi. Sangat sedih mendengar kecurigaan dan isu-isu yang tersebar di masyarakat. Oleh karena itu, kasus ini harus segera diselesaikan secepatnya.”

Presiden Prancis Ikut Komentari Kasus Khashoggi

Kekhawatiran masyarakat meningkat setelah tersebar berita bahwa Khashoggi masuk ke konsulat Saudi di Istanbul dan tidak keluar lagi. Setelah beredarnya kabar tersebut, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebutkan bahwa kasus hilangnya jurnalis Saudi ini sangat serius.

“Fakta-fakta tentang Khashoggi yang tersebar di masyarakat sangat serius. Saya masih menunggu investigasi akhir dari kasus ini.” ungkap Emmanuel Macron.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jerman, dan Inggris, pada Ahad (14/10/2018) mendesak pemerintah Saudi menjelaskan secara terperinci apa yang sebenarnya terjadi. Dalam sebuah konferensi pers, ketiga negara tersebut memberikan pernyataannya, “Kami mendukung Saudi dan Turki mengusut secara tuntas kasus hilangnya jurnalis Saudi ini. Secara khusus, kami meminta kepada Saudi untuk memberikan penjelasan secara rinci dan menyeluruh tentang Khashoggi.”

Pada kesempatan itu, ketiga negara tersebut juga menegaskan sikap mereka terhadap para jurnalis dan wartawan. Mereka berkomitmen untuk menjaga kebebasan berkespresi dan kebebasan pers. Jerman, Inggris, dan Prancis menjadikan keamanan jurnalis dan wartawan sebagai prioritas utama.

Terakhir pada Senin (15/10/2018) Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, menyampaikan dukungan negaranya kepada Turki agar segera menyelesaikan investigasi kasus Khashoggi. Ia juga mengungkapkan kerpihatinan atas kasus hilangnya jurnalis Saudi tersebut.

Juru bicara pemerintah Spanyol, Isabel Celaa, meminta agar segala bentuk penyelidikan terhadap kasus Khashoggi ini harus transparan dan cepat.

Perkembangan Kasus Khashoggi Waktu ke Waktu

Jejak jurnalis Saudi Jamal Khashoggi hilang pada tanggal 2 Oktober setelah memasuki konsulet negaranya di Istanbul. Khashoggi menuju kesana untuk mengurus dokumen pernikahannya.

Sementara itu, pejabat pemerintah Saudi menyebutkan bahwa Khashoggi telah keluar meninggalkan konsulat Saudi sesaat setelah dia masuk. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meminta rekaman dan bukti dari pernyataan tersebut. Namun tak disangka, pemerintah Saudi tidak bisa menyerahkan rekaman tersebut. Pemerintah Saudi beralasan bahwa ketika Khashoggi masuk, CCTV sedang mati dan tidak merekam apapun.

Turki menyetujui permintaan Saudi untuk membuat tim investigasi khusus menangani masalah Khashoggi ini. Pada Senin (15/10/2018) sore, tim investigasi Saudi masuk ke konsulet Saudi di Istanbul dan melakukan penyelidikan.

Secara mengejutkan, pihak keluarga Khashoggi pada Selasa (16/10/2018), mengeluarkan pernyataan yang meminta untuk dibentuk Tim Investigasi Internasional. Pihak keluarga meminta agar tim ini mengungkapkan kebenaran bahwa Khashoggi telah terbunuh setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul.

Menurut media AS ‘The Washington Post’, pemerintah Turki telah mengatakan kepada rekannya di AS bahwa mereka memiliki rekaman suara dan video yang membuktikan bahwa Khashoggi telah terbunuh di konsulat Saudi. Di saat yang bersamaan pemerintah Saudi tidak membenarkan hal tersebut.

Negara-negara dan organisasi-organisasi di Barat, yang dipimpin oleh AS, Inggris, dan Uni Eropa, meminta kepada pemerintah Saudi agar mengungkapkan kebenaran kasus Khashoggi. Di sisi lain, negara-negara Arab telah menegaskan sikapnya untuk berdiri bersama Saudi dalam menghadapi ancaman AS yang akan menjatuhkan hukuman dan sanksi jika memang terbukti Khashoggi terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul. (sb/anadolu/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Ini Alasan Turki Beli Sistem Pertahanan dari Rusia

Figure
Organization