Syaikh Muhammad melanjutkan, perpecahan dalam tubuh Dewan Kerja Sama Teluk mengancam keamanan dan stabilitas Kawasan. Hal itu ia sampaikan saat berbicara di depan Komite urusan Luar Negeri Uni Eropa di Brussel, Belgia.
Menlu Qatar itu menambahkan, Uni Eropa seharusnya bisa memainkan peran lebih efektif, serta berkontribusi menyatukan pandangan di antara negara-negara Teluk.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga ditanya soal pemberantasan terorisme. Ia menjawab, Qatar memainkan peran sentral dalam pemberantasan ISIS dan memberi dukungan logistik bagi Koalisi Internasional.
Seperti diketahui, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memberlakukan boikot darat, laut dan udara pada Qatar. Selain itu, mereka juga memaksakan sejumlah tuntutan pada Doha, termasuk penutupan Al Jazeera Media Network dan pangkalan militer Turki.
Tuntutan negara-negara pemboikot berjumlah 13 poin, dan kesemuanya ditolak oleh Qatar. Doha juga menegaskan penolakan pada segala hal yang mengancam kedaulatannya. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: