Topic
Home / Narasi Islam / Khutbah / Khutbah Jum'at / Khutbah Jumat: Al-Quds dan Intifadhah Palestina

Khutbah Jumat: Al-Quds dan Intifadhah Palestina

Anak-anak Gaza pertama kalinya ke Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha. (cnn.com)

dakwatuna.com –

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

قال الله تعالي في القرآن العظيم:أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Mukminin Rahimakumullah

Pertama-tama dan paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah mempertemukan kita di hari dan tempat mulia ini, dalam rangka menjalankan ibadah shalat Jumat berjamaah. Kita memohon kepada Allah Swt. semoga amal ibadah kita pada saat ini diterima dan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di hari hisab nanti.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad Saw. Dimana berkat perjuangan beliau dan para sahabatnyalah hingga saat kini kita dapat merasakan indahnya Iman dan Islam. Semoga kita yang hadir di sini kelak mendapatkan syafaat beliau pada hari kiamat.

Dalam kesempatan mulia ini, khatib mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan juga kepada para jamaah sekalian, agar kita senantiasa meningkatkan nilai ketakwaan kita kepada Allah Swt. karena takwa merupakan sebaik-baik bekal yang akan kita bawa hingga hari hisab nanti, amin.

Jamaah Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Perjuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Untuk dapat bertahan hidup, seseorang harus berjuang. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, seseorang juga harus berjuang. Untuk menuntut ilmu, mencari nafkah, seseorang pun harus berjuang. Dari rentetan perjuangan itu, tahukah kita perjuangan apa yang paling berarti? Ternyata sebaik-baik perjuangan itu adalah, perjuangan di jalan Allah, yang mengorbankan segalanya, mulai dari harta hingga jiwanya, semuanya dikorbankan untuk menggapai ridha Allah Swt.

Allah Swt telah berfirman dalam Al-Quran surah As-Shaff ayat 10-11

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ .تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Jamaah sidang Jumat yang dirahmati Allah

Fenomena perjuangan saat ini di antaranya bisa kita ambil dari potret saudara kita di Palestina. Tepat di bulan ini (Desember), saudara-saudara kita di Palestina menjadikannya sebagai bulan perjuangan. Mereka menyebutnya dengan nama syahrul Intifadhah atau bulan Intifadhah, yang berarti bulan perlawanan bangsa Palestina terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Israel.

30 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 9 Desember 1987 lalu, rakyat Palestina meninggalkan rumah-rumah mereka demi meraih kemerdekaan. Tua, muda, anak-anak, laki-laki maupun perempuan, mereka semua bersatu padu, bergerak melawan tentara penjajah Israel. Harta hingga jiwa mereka korbankan, untuk melawan kezhaliman yang telah merampas hak hidup mereka, dan juga telah menistai masjid Al-Aqsha yang dimuliakan.

Al-Aqsha merupakan masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam, dan kini masjid itu ingin dirobohkan oleh Zionis Israel. Masjid itu setiap harinya terus mendapatkan serangan, dinistai oleh militer Israel, para pemukim dan rabi-rabi Yahudi, serta jamaah shalatnya ditakut-takuti dengan bunyi rentetan suara mesiu.

Dua hari lalu, tepatnya pada hari Rabu siang waktu Amerika, Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan beberapa hal kontroversi terkait dengan Palestina. Pertama, Amerika mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Israel. Kedua, Amerika akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Al-Quds. Ketiga, Masjid al-Aqsha berdiri di atas bukit Haikal Sulaiman.

Terus terang, pernyataan sepihak ini membuat Dunia Islam terhentak kaget. Beberapa Negara bahkan telah melakukan aksi pada hari Jum’at ini. Tagline yang diusung adalah Al-Quds, Ibukota Abadi Palestina. Lalu, pantaskah kita hanya berdiam diri melihat peristiwa itu? Pantaskah kita mendiamkan perjuangan Intifadhah itu berjalan sendirian? Jawabannya tentu tidak, kita tidak bisa tinggal diam. Kita sebagai sesama umat Islam harus merasa terpanggil untuk mendukung perjuangan mereka.

Jamaah sidang Jumat yang dirahmati Allah

Dalam sejarahnya, Palestina telah melawati tiga kali masa Intifadhah. Saat ini memasuki Intifadhah yang keempat. Intifadhah pertama disebut dengan nama Al-Intifadhah Al-Mubarakah, yang meletus di bulan Desember 1987. Perlawanan rakyat ini akhirnya berhenti pada bulan September 1993 bersamaan dengan ditandatanganinya kesepakatan Oslo, antara Otoritas Palestina dengan Israel. Sebanyak 1.392 warga Palestina gugur sebagai syuhada dalam aksi Intifadhah pertama itu.

Apakah dengan kesepakatan itu pertanda penjajahan telah berakhir? Ternyata tidak, penjajahan berlanjut dan perjuangan rakyat Palestina juga terus dilakukan. Maka meletuslah selanjutnya Intifadah kedua yang dikenal dengan nama Intifadhah Al-Aqsha pada bulan September tahun 2000. Penamaan Al-Aqsha tidak lepas dari penyebab meletusnya aksi itu, yaitu ketika Perdana Menteri Israel ketika itu, Ariel Sharon memaksa masuk ke dalam komplek masjid Al-Aqsha dengan membawa 1.200 personil kepolisian.

Menghadapi kondisi ini, jamaah masjid suci Al-Aqsha tidak tinggal diam, mereka melakukan perlawanan. Bentrokan pun meletus, darah suci para penjaga masjid Al-Aqsha membasahi pelataran masjid. Darah perjuangan itulah yang mewakili pembelaan umat Islam, yang kelak akan menjadi saksi kesungguhan perjuangan mereka di jalan Allah Swt.

Intifadhah ketiga dimulai pada tanggal 1 Oktober 2015, dengan nama Intifadhah Sakakin. Artinya perlawanan dengan menggunakan pisau. Sedang Intifadhah keempat dimulai hari ini, 8 Desember 2017 yang dinamakan dengan Intifadhah Huriyyat al-Quds (Pembebasan Al-Quds dan Tepi Barat).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Sungguh, saudara muslim kita di sana adalah orang-orang yang berjasa mempertahankan masjid kita, Al-Aqsha. Mereka berada di garda terdepan, menghadapi moncong senjata penjajah Israel, dan tanpa diliputi rasa takut sedikitpun. Mereka mempertahankan masjid yang sesungguhnya juga menjadi tanggungjawab kita untuk mempertahankannya. Umat muslim sedunia tidak diragukan lagi memiliki hutang terhadap jasa perjuangan mereka.

Saudara-saudara kita di Palestina saat ini diusir dari tanah kelahiran mereka, rumah-rumahnya dirobohkan, hidup di bawah tekanan dan blokade berkepanjangan. Mereka adalah orang-orang yang terzalimi, dan mereka memiliki hak untuk melakukan perlawanan dengan beragam bentuknya. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt. dalam QS. Al-Hajj ayat 39 yang berbunyi:

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.

Orang-orang Palestina berperang dengan semangat keimanan mereka, mengerahkan tenaga baik dalam bentuk fisik, fikiran dan menggunakan persenjataan yang sangat terbatas. Namun disitulah kekuatan sesungguhnya, yang membuat musuh-musuh Allah menjadi takut. Sedangkan kita yang berada jauh dari mereka secara fisik, maka persiapkanlah materi terbaik dan doa terbaik kita untuk mereka. Karena setiap harta yang kita infakkan di jalan Allah, niscaya akan mendapatkan balasan yang tak ternilai harganya.

Allah Swt. dalam QS. Al-Anfal ayat 60 telah berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَ هُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Bertepatan dengan perjuangan bulan Intifadhah, hendaklah kita mampu mengambil semangat dari perjuangan mereka. Beberapa pelajaran yang dapat kita petik adalah:

Pertama, tetap menjaga persatuan umat. Perjuangan tidak ada artinya ketika saling tercerai-berai. Karena Allah Swt. menyukai perjuangan hamba-Nya yang berada dalam satu shaf layaknya sebuah bangunan yang kokoh. Karena dengan cara itulah, perjuangan kita akan sampai pada kemenangan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Ash-Shaf ayat 4

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Kedua, dalam hidup yang hanya sekali ini, niatkanlah untuk berjuang menegakkan agama Allah dengan apapun bentuknya. Karena mati dalam membela agama Allah merupakan sebuah kemuliaan. Minimal ada niat dalam jiwa kita untuk siap berjihad di jalan Allah, sehingga kita tidak mati di atas cabang kemunafikan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

(مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ (رواه مسلم

“Siapa yang meninggal sementara ia tidak pernah berperang (berjihad) dan tidak pernah meniatkan untuknya, maka ia mati di atas cabang kenifakan.” (HR. Muslim)

Ketiga, persiapkanlah diri kita untuk menghadapi segala kemungkinan. Karena Allah akan menguji kita untuk mengetahui siapa hamba-Nya yang memiliki kesungguhan. Dan ujian itu beragam bentuknya, bisa dalam bentuk pengorbanan harta hingga jiwa raga. Dan selalu ingatlah, seorang mukmin yang memiliki persiapan kekuatan, baik dari segi jasmani maupun rohani, ilmu maupun materi, lebih dicintai oleh Allah Swt. daripada mukmin yang lemah. Karena dengan kekuatan yang ia miliki, ia akan menjadi mukmin yang bermanfaat untuk menegakkan agama Allah di atas muka bumi ini. Rasulullah Saw. bersabda:

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ (رواه مسلم)

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. (HR. Muslim)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّ يوَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

أشْهَدُ أنْ لا اِلهَ إلاّ اللهُ الْخاَلِقُ المعْبُوْدُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ الصَّارِفُ الْمَوْعُوْدُ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلامُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أهْل التَّقْوَى وَالْمَعْرِفَةِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْمَبْعُوْثِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

إنَ الله وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

وَارْضَ عَنَّامَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللَّهُمَّ اَغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِمِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . اَللَّهُمَّ اَعِزَّاْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ .وَانْصُرْعِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنِ وَاَهْلِكِ اْلكَفَرَةَوَالْمُبْتَدِعَةَوَالظَّالِمِيْنَ . وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ .وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ . عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَنائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا اَتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّاِر

عِبَادَااللهِ … اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَعَزُّ وأجَلُّ وَاَكْبَرُ

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Peneliti di Pusat Studi Islam Wasathiyah dan Aktivis Palestina di LSM Asia-Pacific Community For Palestine

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization