Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Antara Qatar dan Turki Terjalin Hubungan Kemanusiaan, Bukan Militer atau Politik

Antara Qatar dan Turki Terjalin Hubungan Kemanusiaan, Bukan Militer atau Politik

Amir Qatar, Syeikh Tamim bin Hamad Al Tsani (dua kiri), bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (tiga kiri). (turkpress.co)

dakwatuna.com – Ankara. DR. Zakaria Korshown, seorang guru besar Ilmu Sejarah Politik dan Hubungan Internasional di Fatih University Istanbul, mengatakan, pangkalan militer Turki di Qatar sangat penting untuk keamanan regional, secara khusus dari ancaman Iran. Menurutnya, penempatan militer itu telah sesuai dengan hukum internasional, yang tidak mudah bagi negara lain untuk mengajukan keberatan hukum.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media Qatar, Jumat (30/06/2017), Korshown juga mengungkapkan keyakinannya bahwa tuntutan yang diajukan negara pemboikot Qatar, tidak sesuai dengan asas kedaulatan negara. Tidak mungkin mengakhiri kesepakatan antara dua negara berdaulat karena permintaan pihak ketiga. Kecuali dalam kasus penyerangan atau kesepakatan dua negara itu, jelasnya.

Korshown juga menjelaskan, kepentingan militer Turki adalah untuk menjaga keamanan Kawasan Teluk, bukan hanya Qatar saja. Inilah yang menjadi kesepakatan kedua negara, dan ditegaskan oleh pejabat masing-masing negara bahwa militer Turki untuk menjaga keamanan Kawasan Arab dan Teluk secara keseluruhan.

Diketahui, Turki juga menempatkan militernya di beberapa negara Arab seperti Irak dan Suriah. Hal ini telah disepakati oleh Arab Saudi, bahkan ada koordinasi kepemimpinan antara keduanya. Jadi mengapa keberadaan pangkalan militer Turki di Qatar diprotes?

Lebih lanjut, DR. Korshown juga menekankan, militer Turki bukan respon dari pemboikotan yang diberlakukan terhadap Qatar. Penempatan pasukan telah dijadwalkan, dimana Arab Saudi juga mengetahuinya. Bahkan Arab Saudi juga sangat tahu bahwa hubungan antara Qatar dengan Turki sangat ‘mesra’.

“Dari hari ke hari, hubungan yang terjalin bukan hanya hubungan militer, politik atau ekonomi saja. Melainkan hubungan kemanusiaan menempati posisi utama,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, akademisi Turki tersebut juga menjawab pertanyaan tentang adanya kesamaan antara pemboikotan Qatar dengan upaya kudeta yang melanda Turki tahun lalu.

“Tentu saja ada kesamaan tujuan antara keduanya, tapi keadaannya berbeda. Upaya kudeta yang mengalami kegagalan terjadi karena pengkhianatan dari dalam Turki. Bukan karena pihak eksternal atau negara tetangga. Sedangkan yang melanda Qatar, pergerakan dimulai dari negara tetangganya. Maka kami menyebut apa yang terjadi di Turki sebagai ‘pengkhianatan’, dan yang melanda Qatar sebagai ‘agresi’ terhadap negara berdaulat,” ungkapnya. (whc/dakwatuna)

Sumber: Turk Press

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Ini Alasan Turki Beli Sistem Pertahanan dari Rusia

Figure
Organization