Topic
Home / Berita / Internasional / Para Pemenang Nobel Perdamaian Kritik Kebijakan Trump

Para Pemenang Nobel Perdamaian Kritik Kebijakan Trump

Pemenag Nobel Perdamaian dalam Konferensi di Bogota, ibukota Kolombia. (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Kolombia. Para pemenang Nobel Perdamaian memberikan kritik keras terhadap kebijakan imigrasi presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Mereka bahkan menuduh Trump sangat diskriminatif dan mengalami xenofobia.

Aktivis asal Yaman, Tawakkul Karman, pemenang nobel tahun 2011 mengatakan, “Ada kebutuhan untuk memperjuangkan perdamaian dan keadilan sipil. Serta mengakhiri perdebatan tentang kekerasan dan rasisme.”

“Trump tidak bisa mengisolasi kaum Muslim, hanya karena mereka berbeda agama,” lanjut Karman. Pernyataan ini diungkapkannya saat pembukaan KTT Dunia bagi pemegang Nobel Perdamaian di Bogota, ibukota Kolombia, Kamis (02/02/2017). Konferensi ini sendiri dihadiri oleh 30 pemegang Nobel Perdamaian dan digelar selama dua hari.

Sedangkan mantan presiden Kostarika, Oscar Arias, mengatakan, “Kita dapat melihat para pemimpin dunia yang kurang menghormati hak asasi manusia dan diplomasi internasional.”

Oscar Arias yang merupakan pemenang Nobel Perdamaian tahun 1987 itu juga menyebut bahwa dirinya merasa resah dan khawatir terhadap perkembangan xenofobia dan kebencian di Amerika Serikat.

Shirin Ebadi, seorang pengacara asal Iran dan pemenang Nobel tahun 2013, juga mengkritik sikap Trump yang menggolongkan negaranya sebagai teroris. Sementara aktivis asal Amerika, Jody Williams, pemenang nobel tahun 1997, menyebutkan Trump sebagai sosok “rasis dan seksis”.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, yang juga peraih Nobel pada tahun lalu, tidak menyebut nama Trump dalam pidatonya. Tapi ia mengatakan bahwa pembicaraan tentang terorisme, perang, diskriminasi, dan pengungsi harus segera berubah.

Sebagaimana diketahui, Presiden AS, Donald Trump pada pekan lalu telah mengeluarkan perintah eksekutif. Perintah eksekutif tersebut berisi tentang penangguhan selama 20 hari program penerimaan pengungsi di AS, melarang pengungsi Suriah memasuki AS untuk jangka waktu yang belum ditentukan, serta larangan masuk selama 90 hari bagi warga negara berpenduduk mayoritas muslim seperti: Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman. (whc/aljazeera/dakwatuna)

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Keikhlasan Dalan Kerja Dakwah

Figure
Organization