dakwatuna.com – Al-Quds. Peristiwa operasi perlawanan di Al-Quds yang terjadi pada hari Ahad (8/1/2017) kemarin, dinilai oleh para pengamat Palestina sebagai aksi terbesar di awal tahun 2017.
Hani Abu Siba, pengamat urusan Israel mengatakan, operasi melalui aksi tabrak kemarin menjadi bukti gagalnya Israel dalam menjaga keamanan.
“Padahal Israel telah menempatkan tentara khusus dalam jumlah besar di kota terjajah Al-Quds, yaitu sebanyak 3.000 orang,” jelas dia.
Ia kemudian menambahkan, Israel juga melengkapi keamanannya dengan kamera pengawas di sudut-sudut kota Al-Quds. Namun faktanya upaya itu tak berarti apa-apa dalam menghadapi serangan seperti ini. Seperti dikutip situs felesteen.ps, Senin (9/1/2017).
Menurut Abu Siba, aksi seperti ini dilakukan secara individu dengan menargetkan tentara Israel. Sehingga menjadi tantangan sendiri bagi penjajah Israel untuk menghadapi aksi individu seperti ini. (msy/dakwatuna)
Redaktur: Muh. Syarief
Beri Nilai: