Topic
Home / Konsultasi / Konsultasi Keluarga / Anak Saya Kecanduan Game Online, Apakah Sudah Termasuk Gangguan Psikologis?

Anak Saya Kecanduan Game Online, Apakah Sudah Termasuk Gangguan Psikologis?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (znaj.ua)
Ilustrasi. (znaj.ua)

Pertanyaan:

Assalamualaikum Wr Wb.

Kepada Yth Bapak Dr. Muhammad Iqbal dan Tim Rumah Konseling

Perkenalkan saya L, ibu dari 3 putra. Anak kami punya masalah dengan game online, anak kedua yang sangat maniak dengan game online. Yang pertama ingin kami tanyakan apakah sudah termasuk gangguan psikologis (patologis), karena anak saya kalau bermain game online tidak ingat waktu makan dan shalat, harus diingatkan dengan keras baru berhenti bermain game. Untuk prestasi sekolah biasa memang belum tampak penurunan. Mohon saran untuk menghadapinya.

Terima kasih banyak.

Wasalam.
Ibu L Jakarta

Jawaban:

Wa’alaikumsalam Wr Wb.

dakwatuna.com – Terima kasih Ibu L yang sudah mengajukan pertanyaan ini kepada kami, karena saat ini ada banyak email yang masuk dan sms yang menanyakan masalah yang sama, mengenai adiksi game online. Bahkan beberapa kasus yang datang konseling kepada kami sudah pada tahap adiksi yang berat hingga berhenti sekolah dan kuliah serta berani melawan orang tua karena dilarang main game.

Saya memahami kekhawatiran ibu sebagai orang tua, karena perilaku tersebut apabila dibiarkan akan membahayakan masa depan anak. Game online saat ini sudah menjadi pemandangan yang biasa di kalangan anak-anak, sarana bermain dan olah raga sepi karena anak-anak dan remaja berada di rumah sibuk dengan gadget dan internet yang salah satunya menggunakannya untuk bermain game.

Beberapa ciri-ciri anak yang mengalami adiksi game online adalah makan tidak teratur, waktu tidur tidak teratur, malas ibadah dan belajar, marah kalau disuruh berhenti, bertindak agresif dalam perilaku keseharian, prestasi menurun, kurang menjaga kebersihan badan, enggan bergaul dengan orang lain.

Fenomena ini tentu saja sangat mengkhawatirkan bagi anak-anak kita, karena usia anak merupakan usia yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moralitas, karena kebanyakan game online mengajarkan agresivitas dan perbuatan kriminal seperti membunuh, merampok, menabrak orang dengan sengaja bahkan banyak juga yang mengandung unsur pornografi. Waktu mereka yang seharusnya digunakan untuk belajar dan beribadah habis karena bermain game.

Untuk menghilangkan sama sekali tentu berat, perlu tahapan dan kesabaran. Kita sebagai orang tua harus tegas dan membuat aturan bagi anak. Terapkan aturan yang tegas kapan dan batasan waktu mereka boleh bermain game. Misalnya hanya diperbolehkan ketika hari libur dengan jam yang dibatasi, sepakati dengan anak tentang konten game yang boleh dimainkan. Pilih game yang tidak mengandung kekerasan, kriminalitas dan pornografi, batasi dan awasi penggunaan gadget dan internet di rumah, bila perlu secara bertahap langganan internet mulai dibatasi kuotanya hingga diputus sama sekali.

Sebagai pengalihan, anak harus dilibatkan dalam aktivitas ekstrakurikuler seperti mengaji, olah raga, dan kegiatan positif lainnya. Lakukan edukasi dan pendampingan kepada anak agar dia memahami bahaya game tersebut. Dengan tahapan tersebut ketika anak sudah memahami maka sangat mudah bagi Ibu untuk memutus sepenuhnya Dari adiksi game online. Wallahu’alam.

Wassalamu’alaikum Wr Wb. (dakwatuna.com/hdn)

Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected]

banner-konten-bersponsor-rumah-konseling

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Kemudian melanjutkan S2 Program Magister Profesi Psikologi Konseling dan S3 Psikologi dari School of Psychology and Human Development Faculty Social Science and Humanities Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Alumni ILO Labour Migration Academy ILO Training Center Turin Italy dan Asian Graduate Students Fellowship National University of Singapore (NUS) dan Lulus Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA-54) Lemhannas RI. Saat ini menjabat Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta dan Direktur Rumah Konseling (PT.Namary Insan Solusi), bergerak dalam bidang Konsultan Psikologi SDM dan Keluarga. Mendirikan Praktik layanan psikologi, Rumah Konseling di Jl. Saidin No. 17 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Layanan pelatihan (Life Skill), konseling dan asesmen psikologi melalui temu janji dengan psikologi terlebih dahulu melalui Tlp : 082272187182/081218953316 Pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat dikirim ke: [email protected] Jawaban Rubrik Konsultasi Psikologi

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization