Topic
Home / Konsultasi / Konsultasi Keluarga / Apa yang Harus Saya Ajarkan Kepada Anak Agar Tidak Jadi Korban Bullying di Sekolah?

Apa yang Harus Saya Ajarkan Kepada Anak Agar Tidak Jadi Korban Bullying di Sekolah?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (sportbund-rheinhessen.de)
Ilustrasi. (sportbund-rheinhessen.de)

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

dakwatuna.com – Perkenalkan saya adalah ibu dari seorang putri berusia 9 tahun. Saat ini putri saya pada jenjang pendidikan kelas 3 SD.  Sudah sebulan ini kami sekeluarga harus pindah ke suatu kota karena alasan pekerjaan suami. Sehingga anak saya mengalami pindah sekolah pula dan harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Melihat pemberitaan di media tentang kasus bullying di sekolah saya menjadi sangat khawatir, akan hal ini terjadi pada anak saya. Terlebih anak saya memiliki karakter pendiam jika di sekolah dan tidak mudah menjalin komunikasi dengan orang baru. Di kota tempat tinggal baru saya, kebanyakan siswa di sekolah menggunakan bahasa daerah meski berada di sekolah, dan anak saya terkadang mengeluhkan bahwa ia kurang memahami komunikasi teman-temannya di sekolah. Hal ini juga yang menyebabkan anak saya belum memiliki teman dekat di sekolahnya.  Melihat karakter anak saya yang pendiam dan tertutup saya khawatir anak saya menjadi korban bullying di sekolahnya. Apa yang harus saya ajarkan kepada anak agar ia mampu mencegah bullying dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolah? Terima kasih atas jawaban yang diberikan.

Elis, 34 Tahun

Jawaban:

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Semoga bu Elis dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT. Sebelumnya saya ingin menjelaskan terlebih dahulu tentang bullying agar ibu dapat mengidentifikasi apakah putri ibu menjadi korban bullying atau bukan. Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan pelaku kepada korban dengan maksud menyakiti korbannya. Korban memiliki karakter yang lebih lemah dibandingkan pelaku sehingga pasif dan tidak mampu melawan pelakuan buruk yang dilakukan terhadapnya. Hal ini jugalah yang mengakibatkan seseorang yang menjadi korban mendapatkan perlakuan bullying berulang kali karena korban jarang melaporkan aksi bullying tersebut. Biasanya pelaku selalu mengancam korbannya untuk tidak melaporkan aksi negatif yang dilakukannya, sehingga membuat korban menjadi sangat tertekan secara psikologis. Aksi bullying tidak selalu dalam bentuk menyakiti secara fisik, namun juga tindakan tidak langsung seperti mengejek, memberikan panggilan nama negatif, menyebarkan gosip buruk tentang korban, mengucilkan dan memprovokasi orang lain untuk mengucilkan korban, atau juga tatapan sinis yang membuat korban merasa ketakutan.

karakter anak ibu yang pendiam dan proses adaptasinya di lingkungan baru memang membuatnya berisiko untuk menjadi korban bullying di sekolahnya. Anak baru selalu menjadi pusat perhatian bagi siswa lain, dan seorang pelaku bullying akan mencari korbannya dengan karakteristik siswa yang lebih lemah darinya. Walau demikian, ibu dapat mengajarkan kepada anak ibu untuk asertif dalam berkomunikasi. Bangunlah cara komunikasi terbuka terhadap anak agar ia mau bercerita tentang pengalamannya selama di sekolah. Sampaikan kepada anak ibu, bahwa ia berhak untuk mendapatkan kenyamanan selama di sekolah, dan ibu akan selalu siap mendengarkan ceritanya dan melindunginya. Ajarkan kepada anak untuk berani mengatakan “tidak ” dan ” jangan” terhadap perlakuan orang lain yang membuatnya merasa tidak nyaman. Misal ketika ada teman yang berusaha melukainya atau merusak barang miliknya. Sampaikan kepada anak, jika ia mendapatkan perlakuan buruk dari temannya ia dapat melaporkan kepada guru di sekolah ataupun segera bercerita kepada orang tua. Tindakan asertif anak dan perlawanan terhadap pelaku  akan menghentikan aksi  bullying. Bantulah anak ibu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya, dan mencari teman di sekolah. Adanya teman di sekolah tentu membuat anak ibu lebih mudah mendapatkan dukungan sosial dari teman lainnya. Sehingga mengurangi risiko mendapatkan perlakuan bullying tersebut. Wallahu’alam.

Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected]

banner-konten-bersponsor-rumah-konseling

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Wenny adalah Sarjana Psikologi dari UIN Jakarta dan mendapatkan gelar psikolognya dari Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Saat ini dia adalah dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta dan Praktik Psikologi di Rumah Konseling. Praktik konseling tersedia dari hari Senin � Sabtu berdasarkan temu janji dengan psikolog terlebih dahulu melalui no telephon 021-7491577/081283352311. Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected] atau [email protected] .pagefacebook: www.facebook.com/rumahkonseling twitter: @WennyHikmah

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization