Topic
Home / Konsultasi / Konsultasi Keluarga / Suami Jarang Shalat, Apa yang Harus Saya Lakukan untuk Menyadarkannya?

Suami Jarang Shalat, Apa yang Harus Saya Lakukan untuk Menyadarkannya?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (cafeinfoblog.wordpress.com)
Ilustrasi. (cafeinfoblog.wordpress.com)

Pertanyaan:

Assalamualaikum Dr. Muhammad Iqbal dan Tim Rumah Konseling.

dakwatuna.com – Saya seorang istri sudah 4 tahun menikah. Saya mau tanya bagaimana cara menyadarkan suami agar mau shalat. Saya ingin dia menjadi suami yang sholeh bisa menuntun anak istri ke jalan yang lurus. Saya sudah mengajak dia shalat,tiap habis shalat saya doain suami terus. Suami shalatnya bolong-bolong, kalau gak diingetin nggak shalat, padahal kita jarak jauh suami di kalimantan sedangkan saya di jogja, enggak memungkinkan kalau saya tiap hari harus nyuruh dia shalat. Saya mohon solusinya dan masukannya, apa yang harus saya lakukan. Terima kasih

AD di Jogja

Jawaban:

Waalaikumsalam Wr Wb

dakwatuna.com Terima kasih Ibu AD yang sudah mengirim pertanyaan kepada kami, saya bisa memahami betapa bingung dan sedih Ibu saat ini menghadapi Suami yang enggan menunaikan shalat. Shalat merupakan sebuah syariat agama yang menjadi kewajiban setiap muslim untuk melakukannya baik laki-laki maupun perempuan. Harapan ibu mendapatkan suami yang sholeh mungkin perlu proses dan waktu, diperlukan kesabaran dan opitimisme menghadapi perilaku suami, bahwa suatu saat dia akan berubah.

Keengganan suami melaksanakan shalat adalah wujud dari kurangnya kesadaran akan pentingnya shalat. Mungkin suami Ibu masih menganggap shalat sebagai kewajiban saja yang harus dijalankan sehingga berat melaksanakan. Padahal shalat bukan saja hanya kewajiban bagi manusia, namun juga kebutuhan, sama seperti makan dan minum, apabila kita sehari tidak bisa makan dan minum fisik kita akan lemah, demikian juga dengan shalat, apabila kita meninggalkan shalat ruhani kita akan lemah dan kering sehingga mudah di goda syaitan, untuk itu ciptakanlah bahwa shalat adalah kebutuhan bagi manusia. Untuk membangun kesadaran ini memang perlu waktu, cara yang tepat dan komunikasi yang efektif.

Tahap pertama yang harus ibu lakukan adalah membangun hubungan yang erat, harmonis dan terbuka kepada suami, omelan, cacian dan marah yang berlebihan bisa jadi membuat dia tidak nyaman, bahkan mungkin bisa menimbulkan konflik yang lebih besar, coba bangun komunikasi yang terbuka, suportif, lemah lembut dan penuh kasih sayang, kalau suami sudah merasa nyaman dan komunikasi terbangun baik, insya Allah masukan dan keinginan ibu akan didengar. Karena ibu dan suami berjauhan, coba dekatkan suami kepada lingkungan atau teman yang baik dan sholeh, mintalah suami memperdalam ilmu agama kepada seseorang yang alim dan berilmu, aktif di organisasi keislamanan, dengan demikian terbangun kesadaran dan keinsyafan. Kadangkala pengaruh lingkungan sangat besar dalam pergaulan, baik di tempat tinggal maupun di tempat kerja, sehingga kita perlu membentengi diri. Di samping itu coba ajaklah suami bersyukur atas nikmat yang ada, ajaklah ia menjenguk orang sakit, melayat dan mengantarkan jenazah ke pemakaman, bersilaturahim kepada orang soleh atau ulama, sehingga menimbulkan kesadaran yang dalam tentang hakikat kehidupan sehingga senantiasa mengingat kematian.

Kemudian juga tujuan perkawinan adalah dalam rangka beribadah dan hidup bersama, perlu di pertimbangkan mengenai hidup berjauhan, karena akan banyak mudharat dan godaan yang timbul, ada baiknya ibu dan suami hidup bersama walaupun ada pengorbanan, itu lebih baik dalam menjaga keutuhan rumah tangga, sehingga sebagai suami-istri mudah berkomunikasi dan saling mengingatkan. Wallahu’alam

—

Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected]

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Kemudian melanjutkan S2 Program Magister Profesi Psikologi Konseling dan S3 Psikologi dari School of Psychology and Human Development Faculty Social Science and Humanities Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Alumni ILO Labour Migration Academy ILO Training Center Turin Italy dan Asian Graduate Students Fellowship National University of Singapore (NUS) dan Lulus Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA-54) Lemhannas RI. Saat ini menjabat Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta dan Direktur Rumah Konseling (PT.Namary Insan Solusi), bergerak dalam bidang Konsultan Psikologi SDM dan Keluarga. Mendirikan Praktik layanan psikologi, Rumah Konseling di Jl. Saidin No. 17 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Layanan pelatihan (Life Skill), konseling dan asesmen psikologi melalui temu janji dengan psikologi terlebih dahulu melalui Tlp : 082272187182/081218953316 Pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat dikirim ke: [email protected] Jawaban Rubrik Konsultasi Psikologi

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization