Lavrov menerangkan, kedua negara tidak menghendaki eskalasi yang terjadi meningkat menjadi konfrontasi senjata.
Baca selengkapnya »Rusia: Segala Permusuhan Akan Dibalas
Rusia memastikan bahwa segala tindakan permusuhan terhadap Moskow akan dibalas. Ini berkaitan dengan sanksi terakhir yang diberlakukan Washington terhadap Moskow.
Baca selengkapnya »AS Bantah Tudingan Latih Milisi ISIS
Juru bicara Kemenlu AS, Erica Susano, membantah tudingan Rusia yang menyebut negaranya melatih milisi ISIS. Menurutnya, tudingan tersebut sama sekali tidak memiliki dasar pembenaran.
Baca selengkapnya »Rusia Usir 755 Diplomat AS, Menlu AS: Kami Akan Balas
Selain itu, Tillerson juga menyampaikan kepada Lavrov bahwa Washington sedang membahas respon balasan atas keputusan Kremlin yang mengurangi staf diplomatiknya di Rusia.
Baca selengkapnya »Rusia: AS Tabuh Genderang Perang pada Kami
Ia menambahkan, “Segala harapan untuk memperbaiki hubungan kami dengan pemerintahan Donald Trump telah pupus.”
Baca selengkapnya »Menlu AS: Hubungan AS – Rusia Terburuk Sejak Perang Dingin
Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertentangan antara kedua belah pihak terkait banyak persoalanan, tambah Tillerson, sebagaimana dilansir dari Aljazeera.net, Rabu (02/08/2017).
Baca selengkapnya »Rusia Usir 755 Diplomat AS, Sebabnya?
Rusia mendeportasi sebanyak 755 orang staf kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Moskow.
Baca selengkapnya »Senator AS Ini Sebut Ada yang Lebih Bahaya dari ISIS
McCain bahkan menegaskan, AS harus membalas setiap kelakuan Rusia itu dengan menjatuhkan sanksi.
Baca selengkapnya »Menlu AS: Hubungan AS – Rusia Terburuk Sejak Perang Dingin
Lebih lanjut, mantan bos Exxon Mobil itu juga mengatakan, keadaan seperti ini sangat tidak sehat bagi dunia, rakyat Amerika, dan kepentingan keamanan nasional Washington.
Baca selengkapnya »Bertemu Menlu Rusia, Trump Minta Rusia Kendalikan Bashar al-Assad
“Presiden Trump menegaskan pentingnya kerja sama untuk mengakhiri pertikaian di Suriah. Secara khusus, Presiden Trump juga menyoroti pentingnya Rusia untuk mengendalikan Bashar al-Assad, Iran, dan sistem proxy-nya,” tambah sumber di Gedung Putih.
Baca selengkapnya »